Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian investor menyukai perak sebagai produk investasi, yang dianggap tidak akan tergerus oleh inflasi.
Perang yang terjadi di belahan dunia bagian lain, membuat orang-orang mencari produk investasi lain.Investasi menjadi cara agar mata uang yang Anda pegang tidak terdepresi akibat suatu konflik.
Investasi merupakan salah satu rangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan keuntungan baik jangka panjang maupun pendek. Umumnya, investasi dilakukan dalam berbagai bentuk, salah satunya melalui perak.
Ini Tips Investasi Perak yang Aman dan Efektif
1. Tentukan Tujuan Investasi Sejak Awal
Dilansir dari Bankrate, Selasa (15/7/2025), sebelum membeli perak, pastikan Anda mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini dilakukan untuk menentukan jenis instrumen perak yang paling cocok dijadikan sebagai investasi.
Anda harus memiliki tujuan yang jelas mengenai bentuk investasi yang dilakukan, seperti melindungi nilai uang dari inflasi, sebagai aset jangka panjang, atau hanya untuk trading semata.
2. Pilih Instrumen Sesuai Profil Risiko
Setiap bentuk investasi perak punya karakteristik dan risikonya sendiri seperti:
- Perak fisik: Cocok untuk jangka panjang, tapi kurang likuid.
- Exchange Traded Fund (ETF): Memberikan kemudahan jual beli dan lebih praktis.
- Saham tambang atau futures: Menawarkan keuntungan lebih besar, tetapi risikonya tinggi.
Ketiga hal tersebut perlu dilakukan untuk menyesuaikan toleransi dan gaya berinvestasi dalam diri Anda.
3. Perhatikan Biaya dan Likuiditas
Perak fisik membutuhkan biaya untuk penyimpanan dan asuransi yang cukup tepat. ETF dan saham, lebih mudah dijual kapan saja. Dalam hal ini, pastikan Anda memahami seluruh biaya tersembunyi lainnya, untuk menghindari kerugian dan pilihlah instrumen yang paling mudah dicairkan saat dibutuhkan.
4. Gunakan Dealer atau Platform Terpercaya
Dealer atau platform jual beli terpercaya, membantu Anda dalam bertransaksi perak secara tepat. Pastikan Anda membeli perak dalam bentuk fisik dari dealer resmi dan bersertifikat, agar kualitas serta keasliannya tetap terjamin.
Namun, jika Anda tertarik untuk berinvestasi perak secara digital seperti ETF atau saham, gunakan platform investasi yang legal dan teregulasi agar transaksi berjalan secara aman dan transparan.
5. Pantau Tren Ekonomi dan Harga Pasar
Harga perak akan dipengaruhi oleh inflasi, suku bunga, permintaan industri, dan kondisi geopolitik. Jika Anda memilih berinvestasi perak, selalu pantau faktor-faktor tersebut secara berkala untuk menentukan waktu jual beli yang tepat dan mengoptimalkan keuntungan dari investasi tersebut. Hal ini membuat Anda lebih siap dan bijak dalam membaca situasi dunia yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi maupun investasi.
Melansir dari The Times, jika Anda masih ragu untuk memulai investasi, berikut beberapa alasan menguntungkan yang perlu diperhatikan saat melakukan investasi dalam bentuk perak:
1. Melindungi Nilai Harga terhadap Inflasi
Seperti emas, perak juga dianggap sebagai aset "safe haven" yang dapat membantu Anda dalam setiap situasi. Ketika nilai mata uang menurun akibat inflasi, logam mulia seperti perak tetap memiliki harga dan mempertahankan daya belinya. Oleh karena itu, perak sering digunakan sebagai pelindung nilai (hedging) oleh investor konservatif.
2. Permintaan Industri yang Konsisten
Tidak seperti emas, perak memiliki aplikasi industri yang sangat luas, terutama dalam sektor elektronik, panel surya, otomotif, dan peralatan medis. Tingginya kebutuhan dari sektor industri tersebut, membuat permintaan perak tetap kuat, dan secara tidak langsung menopang harga logam dalam jangka panjang.
3. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio merupakan strategi dalam berinvestasi yang dilakukan dengan memberikan dana pada berbagai jenis aset, sehingga tidak terfokus pada satu instrumen saja.
Perlu diketahui bahwa harga perak tidak selalu sejalan dengan pergerakan saham atau obligasi, sehingga menambahkan aset tersebut ke portofolio mampu mengurangi risiko keseluruhan. Diversifikasi tersebut memiliki peran yang sangat penting untuk manajemen risiko di dalam investasi. (Maharani Dwi Puspita Sari)