Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Mandiri Prediksi BI Pangkas Suku Bunga Acuan ke 5,25%, Ini Alasannya

Ekonom Bank Mandiri memproyeksikan suku bunga acuan atau BI Rate Juli 2025 dipangkas menjadi 5,25%.
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memproyeksikan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan atau BI Rate Juli 2025 sebesar 25 basis poin dari 5,50% menjadi 5,25%.

Adapun Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan BI Rate Juli 2025 pada Rabu (16/7/2025) esok. Pengumuman BI Rate ini dibayangi oleh tekanan eksternal hingga indikasi pelemahan ekonomi domestik.

Hanya saja, Asmo, sapaan akrab Andry Asmoro, menilai otoritas masih punya ruang pemangkasan BI Rate. Dia pun menyebutkan tiga alasan.

"Karena inflasi rendah, tak ada risiko besar terhadap pelemahan tajam kurs rupiah, pertumbuhan ekonomi memerlukan dukungan tambahan," ungkap Asmo kepada Bisnis, Selasa (15/7/2025).

Adapun mayoritas ekonom memproyeksikan BI akan kembali menahan suku bunga acuan pada level 5,50% Juli 2025. Konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg menunjukkan dari proyeksi 32 ekonom, muncul nilai tengah atau median yang berada di angka 5,50%. 

Meski demikian, tidak sedikit pula yang memproyeksikan BI akan memangkas suku bunga 25 basis poin dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu (16/6/2025). Setidaknya 15 dari 32 ekonomi masih optimistis bank sentral akan memangkas BI Rate.

Sebelumnya, saat dihubungi terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual menyampaikan bahwa berdasarkan pertimbangan ekonomi domestik yang melambat, ada ruang untuk pemangkasan suku bunga acuan.

Sementara melihat kondisi global, baik tensi geopolitik di Timur Tengah hingga persoalan tarif Trump yang tak kunjung berakhir, David meyakini BI Rate akan ditahan pada level 5,50%. 

“Namun, masih ada ketidakpastian tarif Trump yang ditunda deadline-nya ke awal Agustus yang bisa mendorong volatilitasi di pasar finansial,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (15/7/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper