Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) mencatatkan penurunan laba bersih tipis sebesar 2,9% secara tahunan (year on year/yoy) pada semester I/2025. Tercatat bank milik salah satu orang terkaya Indonesia alias crazy rich Tahir itu menjadi Rp23,70 miliar, dari sebelumnya Rp24,41 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Namun demikian, pada periode ini MAYA mencatatkan tengah peningkatan signifikan pada pendapatan bunga bersih yang tumbuh 40,98% yoy menjadi Rp1,52 triliun pada paruh pertama 2025.
Mengacu laporan keuangan yang dikutip Jumat (1/8/2025), capaian ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 29,82% yoy menjadi Rp6,4 triliun dari Rp4,93 triliun. Namun, beban bunga juga meningkat 26,69% yoy menjadi Rp4,88 triliun dibandingkan periode sebelumnya Rp3,85 triliun.
Di sisi lain, tekanan terhadap profitabilitas Bank Mayapada diperberat oleh lonjakan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang mencapai Rp104,7 miliar, melonjak 495% dari Rp17,58 miliar pada semester I/2024.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit tercatat menurun 0,74% yoy menjadi Rp105,78 triliun dari Rp106,58 triliun. Sementara cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kredit yang diberikan menyusut 8,72% menjadi Rp1,22 triliun dari Rp1,33 triliun.
Bank juga mencatat peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 2,31% yoy menjadi Rp125,67 triliun dari Rp122,83 triliun. Namun, dana murah (CASA) justru turun 6,7% yoy menjadi Rp15,26 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp16,36 triliun.
Baca Juga
Adapun total aset Bank Mayapada per Juni 2025 naik tipis 1,23% yoy menjadi Rp150,13 triliun, dibandingkan Rp148,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja Rasio Bank Mayapada
Bank Mayapada mencatat sejumlah dinamika dalam rasio keuangan pada semester I/2025. Di satu sisi, bank mencatat peningkatan efisiensi dan pendapatan bunga bersih yang tercermin dari kenaikan rasio BOPO dan NIM. Namun, kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut laporan keuangannya, KPMM Bank Mayapada turun menjadi 10,19% pada Juni 2025, dibandingkan 11,86% pada Juni 2024. Penurunan ini terjadi di tengah perbaikan kualitas aset, di mana rasio aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif turun dari 3% menjadi 2,74%.
Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) meningkat menjadi 2,52% dari sebelumnya 1,77%. Hal ini sejalan dengan kenaikan pendapatan bunga bersih yang naik lebih dari 40% secara tahunan.
Namun, rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ikut naik dari 99,46% menjadi 99,57%, menandakan efisiensi operasional yang masih ketat. Rasio profitabilitas seperti Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) stagnan, masing-masing bertahan di level 0,04% dan 0,36%.
Di sisi kualitas aset, NPL gross turun dari 3,66% menjadi 3,26%, dan NPL net juga menyusut dari 2,80% menjadi 2,52%. Adapun rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap aset produktif juga menurun dari 1,08% menjadi 1,02%.
Dari sisi likuiditas dan pendanaan, Loan to Deposit Ratio (LDR) turun menjadi 83,83% dari sebelumnya 86,43%, menunjukkan ruang ekspansi kredit yang lebih longgar.
Sementara itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) mengalami penurunan dari 145,31% menjadi 127,91%. Leverage ratio juga menurun dari 9,49% menjadi 8,71%.