Bisnis.com, JAKARTA –
Industri dana pensiun sukarela tengah menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan aset. Hingga Mei 2025, pertumbuhan iuran tercatat lebih lambat dibandingkan peningkatan liabilitas manfaat pensiun, memunculkan kekhawatiran terhadap kesinambungan pendanaan program pensiun di masa depan.
"Industri dana pensiun sukarela saat ini sedang menghadapi tantangan keseimbangan aset. Dalam lima bulan pertama 2025, iuran dana pensiun sukarela tumbuh lebih rendah dibanding peningkatan liabilitas manfaat pensiun," ujar Direktur Utama Dana Pensiun BCA (Dapen BCA), Budi Sutrisno kepada Bisnis, Selasa (29/7/2025).
Data menunjukkan, per Mei 2025 iuran dana pensiun sukarela tercatat sebesar Rp15,16 triliun atau tumbuh 1,92% secara tahunan (year on year/YoY). Angka ini lebih rendah dibanding pertumbuhan April 2025 sebesar 6,65% YoY. Sebaliknya, total liabilitas manfaat pensiun selama Januari–Mei 2025 tumbuh 4,64% YoY menjadi Rp393,52 triliun.
Secara rinci, nilai kini aktuaria untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK-PPMP) tumbuh 0,10% YoY menjadi Rp193,64 triliun, sementara liabilitas manfaat pensiun meningkat 8,43% YoY menjadi Rp199,88 triliun.
Menurut Budi, strategi ideal menghadapi ketimpangan ini harus disesuaikan dengan jenis program pensiun yang dijalankan oleh masing-masing dana pensiun.
Baca Juga
"Untuk program pensiun iuran pasti (PPIP), tantangan utamanya adalah menjaga akumulasi saldo pensiun peserta. Oleh karena itu, selain meningkatkan kepatuhan, dana pensiun perlu mendorong kontribusi tambahan sukarela dan mengoptimalkan hasil investasi untuk memperkuat saldo masing-masing peserta," jelasnya.
Adapun untuk dana pensiun penyelenggara program manfaat pasti (PPMP), strategi yang dapat diambil mencakup evaluasi asumsi aktuaria secara berkala, penyesuaian struktur iuran bila dimungkinkan, serta optimalisasi imbal hasil investasi agar kewajiban pembayaran manfaat tetap terpenuhi.
"Faktor lain yang mempengaruhi termasuk dinamika ketenagakerjaan, kebijakan perusahaan pemberi kerja, dan keberlanjutan arus kas," tambah Budi.
Di tengah tantangan tersebut, Dapen BCA menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dari rata-rata industri. Sebagai penyelenggara program iuran pasti, Dapen BCA berhasil mencatat pertumbuhan iuran peserta sebesar 7,47% YoY pada semester I/2025 menjadi Rp260,37 miliar. Sementara liabilitas manfaat pensiun hanya tumbuh 2,44% YoY pada periode yang sama.
Di sisi lain, hasil investasi Dapen BCA pada semester I/2025 juga menunjukkan kinerja positif dengan capaian Rp234,43 miliar, naik 7,50% dibandingkan semester I/2024.
"Perbandingan ini menunjukkan bahwa dana pensiun tetap berada dalam jalur yang terkendali, selama pengelolaan investasi dilakukan secara hati-hati dan didukung oleh kontribusi peserta yang stabil," pungkas Budi.