Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Likuiditas Dolar AS Numpuk di Perbankan Nasional

Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun nilai tukar Rupiah terus tertekan akibat berkurangnya pasokan Dolar AS dalam beberapa bulan terakhir, namun terjadi peningkatan likuiditas valuta asing di perbankan nasional.

Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun nilai tukar Rupiah terus tertekan akibat berkurangnya pasokan Dolar AS dalam beberapa bulan terakhir, namun terjadi peningkatan likuiditas valuta asing di perbankan nasional.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), likuiditas valuta asing (valas) pada Mei 2013 mencapai 533,26 triliun atau sekitar US$53,3 miliar, meningkat 25,5% dibandingkan dengan setahun lalu. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit valas yang hanya tumbuh hampir 15% Rp456,4 triliun.

Hal tersebut menyebabkan rasio intermediasi (LDR) valas turun ke level 85,6% dibandingkan dengan akhir 2012 yang tercatat masih 91,3%.

Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan sebenarnya banyak Dolar yang dipegang oleh pelaku usaha domestik. Meski demikian, tuturnya, pelaku usaha tersebyt enggan untuk melepas Dolar menjadi Rupiah tersebut karena memiliki ekspektasi nilai tukarnya akan terus menguat.

“Barangnya sebenarnya ada, tetapi orang tidak bisa beli karena yang punya tidak mau lepas,” ujarnya Rabu (17/7/2013) malam).

Menurutnya, cepat atau lambat pelaku usaha tersebut akan melepas Dolar karena membutuhkan likuiditas Rupiah yang akan digunakan sebagai modal kerja. Selain itu, memegang Dolar dalam kurun waktu yang lama juga tidak lebih menguntungkan karena bunga deposito jauh lebih rendah daripada Rupiah.

Bank Mandiri salah satu yang kebanjiran likuiditas valas dengan pertumbuhan setahun sebesar 37,5% menjadi Rp82 triliun pada akhir Juni lalu. Pertumbuhan dana valas Bank Mandiri pada setahun terakhir jauh lebih tinggi dari rerata 3 tahun sebelumnya yang hanya 20,7%.

Destry Damayanti, Ekonom Bank Mandiri, mengatakan salah satu tantangan terhadap tekanan nilai tukar Rupiah adalah kebutuhan pembayaran utang luar negeri swasta. Berdasarkan data BI utang luar negeri swasta yang jatuh tempo selama periode Mei-Desember 2013 mencapai US$25,77 miliar.

“Bila separuhnya bisa refinancing [pembiayaan ulang] maka ada kebutuhan likuiditas sekitar US$13 miliar. Hal ini yang diperhitungkan oleh para pemilik Dolar untuk tidak melepas dananya untuk saat ini,” ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi
Sumber : donald banjarnahor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper