WASHINGTON -- Presiden Federal Reserve Bank Richmond Jeffrey Lacker menganggap kepailitan tanpa dukungan pemerintah sebagai “pilihan utama dan paling disukai” pada saat lembaga keuangan besar mengalami kegagalan.
Menurutnya, stabilitas sistem keuangan akan lebih terjamin seandainya investor mengharapkan perusahaan gagal tersebut kehilangan kekuasaan secara teratur ketimbang mendapatkan pengawasan pemerintah dan dana talangan wajib pajak.
“Insentif pelaku pasar akan jauh lebih sesuai dengan tujuan kebijakan publik kami, yaitu sistem keuangan yang mengalokasikan modal dan risiko secara efektif,” kata Lacker hari ini (10/18/2013) dalam kata sambutan untuk pidatonya di konferensi Fed di Washington.
Anggota parlemen dan pengawas AS, termasuk pejabat Fed, telah merombak peraturan keuangan untuk meminimalkan kemungkinan wajib pajak akan digunakan untuk menyelamatkan lembaga keuangan yang dianggap terlalu besar untuk gagal.
Lacker meminta para pemberi pinjaman untuk menahan modal lebih banyak jika mereka sudah memiliki broker. Dia pun telah berulang kali mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengatasi tantangan kegagalan adalah dengan menyusun rencana pengurangan kekuasaan lembaga-lembaga keuangan yang gagal.
Dewan Fed dan Richmond reserve bank menggelar konferensi guna membahas cara menciptakan strategi dan perencanaan yang teratur untuk mematikan perusahaan keuangan besar yang berada di ambang kegagalan. (t06)
Kepailitan pilihan terbaik bagi bank gagal
Presiden Federal Reserve Bank Richmond Jeffrey Lacker menganggap kepailitan tanpa dukungan pemerintah sebagai pilihan utama dan paling disukai pada saat lembaga keuangan besar mengalami kegagalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
36 menit yang lalu
OJK Cabut Izin Lima LKM, Aslindo Soroti Masalah SDM dan Aset Kecil
43 menit yang lalu