Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu Dorong Ekspansi Kredit 2014 Hingga 22%

Bank Indonesia memprediksi laju kredit pada tahun depan dapat mencapai 22% yang ditopang oleh tingginya permintaan dalam rangka Pemilu 2014.

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memprediksi laju kredit pada tahun depan dapat mencapai 22% yang ditopang oleh tingginya permintaan dalam rangka Pemilu 2014.

Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia, mengatakan  pada dasarnya  ekspansi kredit perbankan nasional pada 2014 diprediksi akan stabil pada kisaran 20% setelah terjadi keseimbangan baru pada nilai tukar rupiah.

“Akan tetapi ada kemungkinan lain juga. Kalau kegiatan pemilu bisa mempertinggi kegiatan-kegiatan maka bisa menambah ekspansi kredit,” ujarnya Senin (21/10/2013).

Menurutnya, kegiatan pemilu bisa mendongkrak pertumbuhan kredit hingga menembus 22% pada tahun depan. “Namun, kami harus hitung dulu semua kemungkinannya,” ujarnya.

Pertumbuhan  kredit tersebut  sebenarnya sejalan dengan proyeksi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang diharapkan mencapai 6% pada tahun depan.  Sementara itu, bank sentral memprediksi kegiatan pemilu bisa menambah pertumbuhan ekonomi sekitar 0,2%.

Menurut Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo pengeluaran pemilu tersebut cukup positif karena tidak menambah tekanan terhadap impor. “Sebagian besar pengeluaran pemilu menggunakan bahan baku domestik,” jelasnya.

Meski demikian, ada hambatan dalam pertumbuhan ekonomi dan ekspansi kredit nasional, terutama kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 150bps menjadi 7,25%. Berbagai pelaku usaha memproyeksi laju pertumbuhan kredit pada tahun depan akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun ini akibat dampak penaikan BI Rate.

Apalagi dampak penaikan BI Rate yang dilakukan sejak Juni lalu tersebut belum terlihat pada triwulan III/2013. Bahkan, laju kredit malah meningkat menjadi 22,3—22,4% pada akhir September, dibandingkan dengan akhir triwulan II yang telah memabat jadi 20,6%.

“Namun itu lebih pada faktor kenaikan kurs Dolar AS. Kalau tidak memperhitungkan kenaikan kurs maka angka pertumbuhan kredit sudah di level 20%-an,” ujar Halim.

Halim menambahkan bank sentral sedang mengawasi kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM) pasca penaikan BBM bersubsidi. NPL  pada segmen UKM tersebut menanjak 0,2—0,3%.

“Ini gejala yang kami amati kalau terjadi kenaikan suku bunga. Kami minta ke pengawas untuk memperhatikan kenapa ini terjadi dan apakah perlu dilakukan langkah-langkah agar persoalan ini terjadi sementara,” jelasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Donald Banjarnahor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper