Bisnis.com, JAKARTA---Dua lini bisnis asuransi yang dinilai memiliki risiko besar (giant risk) mencatat pertumbuhan premi bruto paling tinggi sepanjang 2013 dibandingkan dengan realisasi produk asuransi lainnya.
Produk tersebut adalah asuransi energi on shore dan asuransi kredit. Premi asuransi energi on shore mencapai Rp1,06 triliun pada 2013 atau tumbuh 731,0% dibandingkan dengan Rp127,64 miliar pada 2012.
Sementara itu, premi asuransi kredit mencapai Rp2,24 triliun pada tahun lalu atau tumbuh 181,1% dibandingkan dengan Rp798,15 miliar pada 2012. Adapun, pertumbuhan bisnis utama asuransi umum yaitu asuransi kendaraan bermotor dan harta benda masing-masing hanya 17,1% dan 15,9%.
Anita, Tim Departemen Statistik Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), mengatakan lonjakan pertumbuhan asuransi energi on shore tersebut karena terdapat dua proyek pengeboran pada tahun lalu.
Asuransi energi on shore tersebut lebih banyak dipakai pada sektor pertambangan minyak dan gas. “Pertumbuhan tinggi itu karena adanya proyek-proyek pengeboran baru,” katanya dalam paparan kinerja industri asuransi umum 2013, Kamis (3/4/2014).
Anita mengatakan pertumbuhan premi asuransi energi on shore itu tidak terdampak pelemahan harga batu bara yang terjadi sejak semester II/2012 dan berlanjut hingga sepanjang 2013. Pengaruh pelemahan harga batu bara tersebut dinilai kecil.
Kendati membukukan premi bruto tertinggi, klaim asuransi energi on shore juga paling tinggi dibandingkan dengan 13 lini bisnis lainnya. Klaim lini tersebut mencapai Rp250,18 miliar pada 2013 atau tumbuh 576,6% dibandingkan dengan Rp36,97 miliar pada 2012.