Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun Jaringan Listrik, PLN Siap Terbitkan Obligasi US$2 Miliar

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berencana menerbitkan obligasi valuta asing (valas) senilai US$2 miliar untuk pengembangan jaringan listrik di sejumlah daerah.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berencana menerbitkan obligasi valuta asing (valas) senilai US$2 miliar untuk pengembangan jaringan listrik di sejumlah daerah.

Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Perhubungan Kementerian BUMN Dwijanti Tjahjaningsih menuturkan perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor kelistrikan itu telah menyampaikan izin kepada pemerintah untuk menerbitkan global bond.

“Masih dibahas. Kalau bisa, [emisi obligasi] secepatnya direalisasikan karena pengembangan jaringan sedikit mendesak,” ujarnya kepada Bisnis di sela-sela rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., Jumat (4/4/2014).

Menurutnya, penerbitan obligasi menjadi salah satu sumber pendanaan ekspansi PLN setiap tahun. Selain itu, perseroan juga akan membiayai ekspansi dari anggaran penerimaan dan belanja negara dan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA).

Dia mengemukakan opsi menerbitkan obligasi valas dipilih karena PLN memang membutuhkan dolar Amerika Serikat (AS) dalam jumlah besar untuk ekspansi. Meskipun demikian, dia belum bisa menjelaskan secara detail mengenai kebutuhan valas PLN pada tahun ini.

“Masalah yield menjadi hitung-hitungan manajemen, global bond juga kan ada pengaruh kurs. Itu perlu dipertimbangkan juga,” tuturnya.

Sebagai informasi, PLN telah menerbitkan obligasi konvensional berdenominasi rupiah sebanyak 13 kali dan obligasi syariah 6 kali senilai lebih dari Rp20 triliun hingga saat ini, serta global bonds enam kali senilai total US$6 miliar.

Saat dimintai konfirmasi, Direktur Utama PLN Nur Pamudji enggan menjelaskan rencana penerbitan global bond senilai US$2 miliar itu. “Sorry, saya belum bisa comment,” ujarnya kepada Bisnis melalui pesan singkat.

Sebelumnya, dia menjelaskan hingga saat ini PLN masih menghitung untuk kembali mencari pendanaan dalam bentuk dolar AS.

“PLN tidak mau nanti tidak terserap proyek dan terjadi negative care, akibat selisih yang tinggi antara bunga yang harus dibayar dengan dana yang terserap proyek. Itu juga harus ada persetujuan dari PKLN [pinjaman komersial luar negeri], yang akan periksa pengajuan proyek yang menggunakan pendanaan dalam dolar,” jelasnya beberapa waktu lalu.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper