Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Subdivisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Arifianto memprediksikan rezim bunga tinggi masih belum akan berakhir hingga tahun depan.
Doddy mengungkapkan pemilihan umum dan kebutuhan konsumsi menjelang puasa masih bakal meningkatkan. "Namun dengan catatan, semua sektor kini sedang tidak baik dan semua lini bisnis sedang jelek," ungkapnya.
Menurutnya, seluruh lini bisnis akan melambat karena uang beredar tengah mengalami perlambatan, laju bunga kredit sedang tinggi, sehingga kualitas debitur akan memburuk.
Doddy mengungkapkan di tengah tingginya bunga kredit saat ini, maka kalangan perbankan harus lebih hati-hati untuk menjaga kualitas kredit.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) , total kredit konsumsi hingga Maret 2014 mencapai Rp919,94 triliun, tumbuh 13% secara year on year. Namun bila dilihat dari bulan sebelumnya tumbuh 0,34%
Sementara itu, Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Juniman memprediksikan tren yang terjadi adalah memasuki kuartal II dan III maka kebutuhan konsumsi masyarakat bakal meningkat.
“Pada kuartal II dan III, pertumbuhan kredit akan ditopang oleh konsumsi,” ungkap Juniman.
Juniman mengungkapkan kredit kendaraan bermotor (KKB) pun akan memberikan konstribusi dalam peningkatan kredit konsumsi jelang puasa. Hal tersebut masih sejalan dengan perilaku konsumtif masyarakat.