Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat kelas menengah atas alias pemilik rekening bank dengan saldo di atas Rp2 miliar namun di bawah Rp5 miliar menjadi pemilik rekening yang saldonya tertekan pada Maret 2025.
Berdasarkan Ringkasan Eksekutif Distribusi Simpanan Bank Umum Maret 2025 yang dirilis LPS, kelompok ekonomi menengah atas ini mengalami penurunan saldo tabungan paling signifikan pada bulan tersebut alias makan tabungan (mantap).
"Penurunan pertumbuhan nominal simpanan terdalam terdapat pada tiering simpanan Rp2 miliar
LPS mencatat, saldo di 105 bank umum per Maret 2025 didominasi oleh orang kaya alias pemilik tabungan di atas Rp5 miliar. Jumlah tabungan nasabah tajir ini setara 53,7% dari seluruh saldo yang ada di bank umum, tidak termasuk simpanan di kantor cabang luar negeri.
Selain itu, dari total dana yang tersimpan di perbankan, deposito mendominasi penempatan yakni sebesar 36,2%. "Kenaikan nominal simpanan tertinggi terdapat pada jenis Deposits on Call sebesar 8,9% MoM, sedangkan penurunan pertumbuhan nominal simpanan terdalam terdapat pada jenis simpanan Giro sebesar 0,2% MoM," jelas LPS.
Dilihat dari jumlah rekening, LPS mencatat nasabah dengan saldo di atas Rp5 miliar juga mengalami penurunan jumlah rekening terbesar, yakni anjlok 1,2% secara bulanan.
Baca Juga
Dari total rekening di perbankan, sebanyak 98,8% merupakan rekening dengan saldo di bawah Rp100 juta. Sementara itu, penambahan rekening terbesar terjadi pada kelompok nasabah dengan saldo Rp100 juta sampai dengan Rp200 juta yang naik 1,9% MoM.
LPS juga menyatakan bahwa sebanyak 617,89 juta rekening atau 99,9% dari total rekening perbankan dijamin sepenuhnya. Sisanya, sekitar 365.000 rekening atau 0,1% dijamin sebagian hingga Rp2 miliar sesuai ketentuan penjaminan yang berlaku.
Berdasarkan tiering simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering N > Rp5 miliar yang mencakup 53,7% total simpanan. Kenaikan nominal simpanan tertinggi terdapat pada tiering N ≤ Rp100 juta sebesar 5% MoM, sementara penurunan terdalam terjadi pada tiering Rp2 miliar