Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan investasi asal Jepang, J Trust Co. Ltd. terpilih sebagai pemenang tender divestasi PT Bank Mutiara Tbk. oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Berdasarkan keterangan tertulis yang dipublikasikan di situsnya, Jumat (12/9/2014), J Trust mengungkapkan bahwa ditunjuk LPS sebagai pemenang tender divestasi 99,996% saham PT Bank Mutiara Tbk.
"LPS memberitahu bahwa perusahaannya (J Trust) telah terpilih sebagai pemenang, dan hari ini, Jumat (12/9) telah menandatangani penjualan saham bersyarat dan perjanjian jual beli dengan perusahaan yang mengatur transaksi," tulis J Trust dalam situsnya seperti dikutip Bisnis.com, Sabtu (13/9/2014).
Berdasarkan permintaan dari LPS, J Trust menyatakan tidak boleh pengungkapan secara rinci mengenai transaksi pembelian Bank Mutiara sampai mendapat persetujuan dari OJK.
J Trust Group telah memperluas bisnis di internasional dengan memanfaatkan model bisnis ritel keuangan yang didirikan di Jepang dan memberikan kontribusi sebagai penggerak pertumbuhan.
"Dengan masuknya di Indonesia, diharapkan dapat tumbuh kian pesat dengan populasi penduduk terbesar di Asia Tenggara," tulis J Trust.
J Trust mengungkapkan bahwa sebelumnya telah menandatangani aliansi strategis antara PT Bank Mayapada Tbk. dan J Trust Pte. Ltd, anak usaha J Trust di Singapura.
Manajemen berharap melalui transaksi tersebut, perusahaan ingin lebih berkontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan memperkuat kehadiran J Trust Group di ekonomi lokal dan memenuhi permintaan di bidang keuangan ritel yang tumbuh pesat seiring dengan peningkatan pendapatan pribadi.
"Perusahaan akan melanjutkan dengan proses persetujuan untuk menjadi pemegang saham utama yang dilakukan oleh OJK. Setiap informasi baru yang penting akan diungkapkan secara tepat waktu."
Dengan penunjukan ini, berarti J Trust mengalahkan sejumlah investor lokal, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Commonwealth, dan lainnya.
Bank Mutiara diselamatkan LPS saat krisis keuangan pada 2008 dengan menelan dana Rp6,7 triliun. Dana itupun terus bertambah hingga mencapai Rp8 triliun pada saat ini.
