Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reindo Bidik Penjaminan Ulang Rp20 miliar

PT Reasuransi Internasional Indonesia membidik perolehan premi bruto hingga Rp20 miliar dari industri penjaminan daerah melalui mekanisme penjaminan ulang.
PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) /Reindo
PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) /Reindo

Bisnis.com, JAKARTA - PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) membidik perolehan premi bruto hingga Rp20 miliar dari industri penjaminan daerah melalui mekanisme penjaminan ulang.

Berdasarkan Undang-Undang Perasuransian No. 40 Tahun 2014, industri penjaminan bisa menjaminkan risikonya kepada perusahaan reasuransi. Pasalnya, Indonesia belum memiliki perusahaan penjaminan ulang.

“Potensinya cukup bagus. Untuk sementara, kami sudah melakukan kerja sama dengan Jamkrida Bali dan Banten,” kata Direktur Utama PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) Adi Pramana di Jakarta, seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (10/6/2015).

Tidak hanya itu, peluang tersebut juga seiring dengan upaya pemerintah untuk terus mendirikan Jamkrida di setiap provinsi. Pasalnya, kebutuhan penjaminan terus meningkat, sedangkan saat ini baru ada sekitar 15 perusahaan penjaminan daerah (Jamkrida).

Padahal, provinsi di Indonesia mencapai 34 wilayah. Pada 2016, pemerintah menargetkan dapat mendirikan setidaknya 7 Jamkrida.

Untuk sementara ini, Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) masih menguasai sekitar 80%-90% dari total aset industri penjaminan. Sisanya berasal dari beberapa Jamkrida yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo).

“Mereka [Jamkrida] sering mendapatkan proyek dari pemerintah daerah, tetapi karena keterbatasan kapasitas, maka proyek-proyek itu terpaksa ditolak. Dengan adanya Reindo, kami berharap dapat mendukung penguatan kapasitas industri penjaminan daerah,” jelasnya.

Meski secara nominal kontribusi premi penjaminan tersebut dinilainya belum signifikan, setidaknya hal tersebut dapat menambal potensi penurunan pendapatan premi pada semester kedua tahun ini. []

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper