Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank BRI Syariah, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengestimasi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) akan naik ke level 14% setelah mendapat tambahan modal dari induk.
Moch. Hadi Santoso, Direktur Utama BRI Syariah, mengatakan jumlah modal yang akan ditambah oleh induk mencapai Rp500 miliar. "Direktur dan Komisaris BRI sudah setuju. Saya berharap Juli sudah bisa [cair], kan harus izin OJK," ujarnya belum lama ini.
Di samping mendongrak rasio CAR, Hadi menyebut suntikan modal dari induk juga akan menambah ekuitas BRI Syariah menjadi Rp1,99 triliun. Pasalnya, per Maret 2014 ekuitas BRI Syariah mencapai Rp1,49 triliun.
Hadi mengatakan, dengan suntikan modal dari induk, ekspansi pembiayaan hingga akhir tahun bisa dipacu hingga 20% atau lebih tinggi dari rata-rata industri. Dia menambahkan, ekspansi pembiayaan akan difokuskan di segmen komersial dan ritel.
Di segmen komersial, total portofolio BRI Syariah mencapai 30% dari total pembiayaan. Sementara itu, portofolio ritel konsumen menyumbang 27% sedangkan ritel mikro berkontribusi 22%. Per Mei 2015, total pembiayaan BRI Syariah mencapai Rp14 triliun atau naik 11,58%.
Hadi mengatakan, pertumbuhan pembiayaan di segmen ritel konsumen akan sedikit lebih tinggi dari target perseroan berkat implementasi pelonggaran kebijakan finance to value (FTV) yang mulai berlaku bulan ini.
Namun, dampaknya menurut Hadi masih terbatas. "Kalau inden tetap dilarang, apakah pengembangnya siap?" ujarnya. Oleh karena itu, Hadi memprediksi dampak dari pelonggaran kebijakan FTV hanya bisa mendorong pertumbuhan pembiayaan perumahan sebesar 10%.