Bisnis.com, JAKARTA--PT Asuransi Jiwasraya menilai produk investasi pasar modal berupa exchange traded fund (ETF) mampu memberikan imbal hasil yang memuaskan.
Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim mengatakan pada Oktober 2015, perusahaan asuransi ini masuk ke produk ETF BUMN yang diluncurkan oleh Indo Premier Investment Management. Produk ETF tersebut dipilih sebagai alternatif produk investasi saat pasar modal global dan Indonesia mengalami turbulensi.
"Kami sebagai investor awal dalam Premier ETF BUMN dengan penyertaan Rp100 miliar. Kami yakin pasar akan rebound, terutama untuk saham-saham BUMN yang secara fundamental dan psikologi sebagai motor penggerak pasar modal Indonesia," tuturnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (20/10).
Hendrisman menuturkan Jiwasraya konsisten sebagia investor ETF BUMN karena telah terbukti mampu memberikan imbal hasil yang memuaskan. Pasalnya, program pembangunan nfrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah mendorong peran aktif BUMN infrastruktur yang berimbas positif terhadap imbal hasil saham-saham perusahaan pelat merah.
Sejalan dengan kebangkitan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 18,4% year-to-date, Premier ETF BUMN telah membukukan kinerja sebesar 28,5% sejak diluncurkan. Kenaikan kinerja yang disertai penambahan jumlah unit penyertaan, mendongkrak dana kelolaan Premier ETF BUMN ke level Rp1,1 triliun pada akhir September 2016.
Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo menilai Premier ETF BUMN merupakan produk investasi yang tepat untuk membantu investor turut serta mendukung pembangunan nasional. Pada saat yang sama, investor menikmati pertumbuhan saham-saham BUMN.
"Produk ETF memudahkan investor institusi untuk berinvestasi ke saham-saham BUMN dalam jumlah kecil. Lebih mudah dibandingkan beli saham BUMN langsung sendiri-sendiri. Ini yang jadi alasan Jiwasraya tertarik investasi pada Premier ETF BUMN," pungkasnya.
Hingga akhir September 2016, Jiwasraya mengantongi hasil investasi sebesar Rp2,3 triliun. Nilai tersebut meningkat 939,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp221,3 miliar.
