Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Australia kembali memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunganya, melihat kemajuan pada komoditas global yang meredakan dampak melambatnya pertumbuhan domestik.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini (Selasa, 6/12/2016), Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe beserta jajarannya memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga di level rendah 1,5%, seperti yang diprediksi oleh para ekonom.
Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa penurunan lebih lanjut dapat mengganggu ekonomi dimana kegiatan rumah tangga telah cukup dibebani oleh rekor utang.
“Beberapa perlambatan pada tingkat pertumbuhan akhir tahun mungkin terjadi. Harga komoditas yang lebih tinggi telah mendukung peningkatan di Australia dalam hal perdagangan, meskipun tetap lebih rendah dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir. Harga yang lebih tinggi menyebabkan terdorongnya pendapatan nasional,” ujar Lowe dalam pernyataannya.
RBA sebelumnya telah mendorong optimisme yang mencerminkan pertumbuhan yang lebih cepat serta turunnya tingkat pengangguran, didukung oleh rebound tak terduga pada harga komoditas dalam menanggapi stimulus di China.
Namun, gambaran tersebut mulai kabur dengan prediksi pertumbuhan tahunan kuartal terakhir yang menurun serta tingkat kepegawaian pada pasar tenaga kerja yang sangat bergantung pada kerja paruh waktu seiring berkurangnya partisipasi.
Pasca keputusan ini, pergerakan dolar Australia terpantau turun 0,17% ke 0,7459 per dolar AS pada pukul 11.44 WIB, setelah dibuka di posisi 0,7472.