Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR: Tak Tepat, Mengukur Rupiah Dengan Yuan

Wakil Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafisz Thohir menyatakan bahwa pernyataan Presiden Jokowi bahwa perlu mengukur nilai tukar rupiah dengan yuan selain dolar AS tidak tepat karena Indonesia menganut devisa bebas.
Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan arahan dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12). /Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan arahan dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafisz Thohir menyatakan bahwa pernyataan Presiden Jokowi bahwa perlu  mengukur nilai tukar rupiah dengan yuan selain dolar AS tidak tepat karena Indonesia menganut devisa bebas.

"Ya gak harus begitu, kitakan penganut devisa bebas," kata politisi PAN tersebut , Rabu (07/12/2016).

Menurutnya, pernyataan Jokowi itu tidak lebih karena posisi perekonomian Indonesia banyak bergantung pada China. Sebelumnya Indonesia lebih banyak menyandarkan kekuatan ekonominya dengan mengacu pada nilai tukar dolar AS.

"Saya kira ini karena terlalu besarnya ketergantungan ekonomi kita kepada RRC, sehingga neraca pembayaran kita banyak menyita yuan,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa  neraca perdagangan RI-China saat ini berada pada posisi posisi minus sejak tiga tahun.

Dia memperkirakan Amerika Serikat  tidak akan tinggal diam ketika ditanya soal kemungkinan sikap Ameriksa Serikat atas pernyataan Presiden Jokowi tersebut.

"Tentu Amerika akan bereaksi jika memang kita merubah kebijakan menyimpan dolar menjadi Yuan dan posisi Indonesia  akan sulit,” ujarnya. Walaupun di satu sisi memang saat ini hutang kita sudah mulai banyak dalam bentuk yuan (negeri China), namun sedikit banyak investasik  AS dan negara Barat akan terpengaruh.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan bahwa  nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak bisa lagi dijadikan patokan untuk mengukur ekonomi Indonesia. Untuk itu dia meminta masyarakat juga mengukur nilai tukar rupiah dengan mata uang negara lain, seperti yuan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menjadi pembicara kunci dalam Sarasehan 100 Ekonom yang digelar Indef, di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Jokowi mengatakan pasca terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, mata uang berbagai negara termasuk Indonesia mengalami pelemahan terhadap dolar AS

Namun, Jokowi menilai, melemahnya nilai tukar tersebut harusnya tidak menjadi kekhawatiran besar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper