Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyebut terdapat berbagai potensi instrumen pendanaan yang dapat ditempuh untuk menekan utang perseroan pelat merah.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aloysius Kiik Ro mengungkapkan akan melanjutkan diversivikasi pembiayaan dari negara lain. Beberapa skema yang menurutnya menarik di antaranya Korea dengan Arirang Bond dan Jepang dengan Samurai Bond.
“Kami masih melihat banyak sekali potensi instrumen pendanaan baru, kami akan lanjutkan komodo bond,” ujarnya di Jakarta, Senin (3/12/2018).
Aloysius mengatakan, pertimbangan utama dari instrumen pembiayaan baru yakni lebih kompetitif dibandingkan dengan sumber di dalam negeri. Artinya, pembiayaan dengan dana yang lebih murah dari instrumen yang ada di pasar domestik saat ini.
Saat ini, Aloysius menyebut sejumlah BUMN juga mengupayakan berbagai skema pendanaan alternatif. Hal tersebut untuk menurunkan tingkat leverage perseroan.
Seperti diketahui, total utang yang dimiliki oleh perseroan pelat merah Rp5.271 triliun per kuartal III/2018. Jumlah tersebut naik 9,13% dari Rp4.830 triliun pada akhir 2017.