Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia berupaya mendorong pertumbuhan produk asuransi tradisional perseroan yang dinilai masih minim. Hal ini mengingat pangsa pasar produk asuransi tradisional yang masih luas.
Chief Executive Officer PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, Iwan Pasila mengatakan saat ini produk tradisional di perseroan masih kecil. Dari total premi yang dibukukan perseroan pada 2018, produk tradisional hanya berkontribusi 5%.
Iwan mengutarakan kebutuhan pasar akan asuransi tradisional cukup besar, namun perseroan masih mempelajari pemasaran produk ini agar berjalan dengan efektif dan tepat sasaran. “Kami punya produk tradisional namun penetrasinya belum maksimal,” kata Iwan dikutip Bisnis.com, Kamis (17/1/2019)
Iwan menuturkan produk asuransi kesehatan memberi kontribusi sebesar 95% dari total premi yang dibukukan perseroan sekitar Rp2 triliuanan. Iwan menargetkan peroehan premi 2019 tumbuh diatas rata-rata industri yang menargetkan dikisaran 15%-20%.
Adapun total klaim dan manfaat yang dibayarkan perseroan senilai Rp1 triliunan, tingginya angka klaim disebabkan kemudahan masyarakat dalam melakukan kalim kesehatan.
“Tradisional kecil sekali seperti term insurance, itu tidak terlalu banyak mungkin di bawah 5%, kita mayoritas di asuransi kesehatan,” kata Iwan.
Dia menambahkan untuk mendorong perolehan premi di tahun politik ini, Mandiri Inhealth berupaya menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi jemaah umrah.
“Kami sedang merancang beberapa asuransi untuk perjalanan rohani, seperti umrah, kita juga sedang mencoba untuk asuransi individu,” kata Iwan.
Iwan menuturkan tantangan tahun ini dalam memasarkan produk lebih kepada kondisi ekonomi yang diperkirakan masih tertekan, sehingga mempengaruhi perusahaan untuk membeli asuransi.
Disamping itu, perseroan juga berusaha untuk menekan angka klaim pada tahun politik ini, bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit dan pasien.
“Kalau klaim tidak dikendalikan artinya pemi nanti akan dinaikan dan kami melihat kemampuan badan usaha untuk beli akan sulit,” ucap Iwan.