Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Corona, 2020 Jadi Tahun Berat bagi Industri Asuransi Jiwa

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menjelaskan bahwa industri asuransi jiwa mengalami penurunan kinerja pada kuartal pertama tahun ini.
Karyawan berkomunikasi didekat logo beberapa perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Selasa (15/1/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berkomunikasi didekat logo beberapa perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Selasa (15/1/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi jiwa diproyeksikan akan mencatatkan kinerja negatif pada tahun ini sebagai dampak dari pandemi virus corona. Hal tersebut tercermin dari kinerja kuartal pertama, saat pandemi mulai merebak.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menjelaskan bahwa industri asuransi jiwa mengalami penurunan kinerja pada kuartal pertama tahun ini. Sejumlah indikator membukukan catatan negatif.

Berdasarkan catatan AAJI, industri asuransi jiwa membukukan premi Rp44,1 triliun pada kuartal I/2020. Jumlah tersebut menurun 4,9 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan capaian premi Rp46,4 triliun pada kuartal I/2019.

Total premi bisnis baru pada kuartal I/2020 tercatat sebesar Rp25,9 triliun atau turun hingga 8,3 persen (yoy) dari kuartal I/2019 senilai Rp28,2 triliun. Adapun, premi lanjutan pada kuartal I/2020 senilai Rp18,18 triliun naik 0,3 persen (yoy) dari kuartal I/2020 senilai Rp18,13 triliun.

Hasil investasi asuransi jiwa pada awal tahun ini tercatat anjlok. Pada kuartal I/2020, industri membukukan hasil investasi negatif Rp47,05 triliun, berbalik rugi dari kuartal I/2019 dengan hasil investasi Rp13,41 triliun.

Selain itu, total aset industri pun mengalami penurunan 5 persen (yoy) senilai Rp509,6 triliun pada kuartal I/2020, turun dari Rp536,7 triliun pada kuartal I/2019.

Budi menjelaskan bahwa meskipun pandemi Covid-19 terjadi beberapa pekan di penghujung kuartal I/2020, dampaknya begitu terasa bagi industri. Hal tersebut membuat AAJI memperkirakan bahwa penurunan kinerja bisa terjadi hingga akhir tahun ini.

"Sulit untuk melakukan proyeksi [kinerja industri asuransi jiwa sepanjang 2020]. Yang jelas 2020 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan," ujar Budi kepada Bisnis, Jumat (26/6/2020).

Budi pun menjelaskan bahwa perlambatan kinerja terjadi di seluruh lapisan industri. Hal tersebut membuat perusahaan-perusahaan asuransi jiwa harus menyiapkan strategi yang matang agar bisa menjaga dan mengoptimalkan bisnis pada masa pandemi ini.

"Dampak pandemi ini hampir ke semua anggota AAJI, tidak memandang size perusahaannya," ujar Budi.

Meskipun begitu, dia menilai bahwa pandemi cukup memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap pentingnya perlindungan diri. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya jumlah tertanggung asuransi, meskipun perolehan preminya menurun.

AAJI mencatat jumlah tertanggung asuransi jiwa pada kuartal I/2020 mencapai 63,97 juta orang. Jumlah tersebut meningkat hingga 20,3 persen (yoy) dibandingkan dengan kuartal I/2019 sebanyak 53,17 juta orang.

Pertumbuhan itu ditopang oleh melesatnya jumlah tertanggung asuransi kumpulan yang mencapai 46,5 juta orang pada kuartal I/2020, naik 30,2 persen (yoy) dari 35,74 juta orang pada kuartal I/2019. Adapun, jumlah tertanggung perorangan tumbuh 0,1 persen (yoy) pada kuartal I/2020 sebanyak 17,45 juta orang.

Meskipun jumlah tertanggung meningkat, pertumbuhan total polis hanya tercatat sebesar 0,1 persen (yoy), yakni 17,08 juta polis pada kuartal I/2020 atau naik dari 17,06 juta polis pada kuartal I/2019.

Jumlah polis asuransi kumpulan bahkan turun 13,2 persen (yoy) sebanyak 672.667 polis pada kuartal I/2020, dari 774.824 polis pada periode sebelumnya.

"Meskipun jumlah tertanggung dan uang pertanggungan meningkat, angka total polis kumpulan mengalami penurunan. Ini mengindikasikan bahwa pandemi Covid-19 membuat perekonomian Indonesia mulai melambat, akibatnya terjadi penurunan kepemilikan polis baru dari sektor korporasi," ujar Budi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper