Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan finansial teknologi peer-to-peer (P2P) lending Investree mengaku masih mencatatkan kinerja yang stabil di akhir semester I/2020.
Adrian Gunadi, CEO & Co-Founder Investree, menjelaskan bahwa per akhir Juni 2020 jumlah pinjaman yang disalurkan melalui Investree meningkat hingga 41% dibandingkan dengan bulan Mei 2020.
Hal ini membuat jumlah pinjaman yang disalurkan sejak Investree berdiri kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia sudah mencapai Rp 4,35 triliun.
"Di tengah masa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan roda perekonomian Indonesia berjalan lambat, Investree, pionir fintech lending tetap menunjukkan pertumbuhan yang stabil," kata Adrian dalam keterangannya, Kamis (9/7/2020).
Dia menambahkan, secara kualitas, persentase tingkat keberhasilan pengembalian pada hari ke-90 (TKB90) Investree pun masih di atas 99% sejak bulan April 2020 hingga Mei 2020.
"Hal ini menunjukan borrower Investree masih menjalankan usahanya dengan baik dan mampu membayarkan pinjaman meskipun dalam masa pandemi," tambahnya.
Adapun, pada Mei 2020, terdapat peningkatan jumlah lender sebanyak 1.800 lender terhitung sejak Maret 2020. Selain itu, jumlah borrower pun mengalami peningkatan, bertambah 34 perusahaan yang bergabung di ekosistem Investree sejak bulan Maret 2020.
Adrian mengungkap Investree terus berusaha menjaga kepercayaan dari para Lender dan Borrower di saat sulit seperti selama pandemi Covid-19 dan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan solusi permodalan bagi para pengusaha agar dapat bertahan dan bangkit sekaligus melindungi para lender beserta aset mereka sesuai dengan arahan dari otoritas dan asosiasi.
"Kami sadar di situasi penuh ketidakpastian ini ada banyak pelaku usaha yang kesulitan terutama dari segi arus kas. Oleh karena itu, kami fokus pada produk pinjaman dengan skema rantai pasokan [supply chain financing] seperti Invoice Financing. Kami yakin skema pinjaman modal usaha jangka pendek ini mampu membantu para borrower untuk membangkitkan kembali bisnisnya sekaligus memberi rasa aman bagi para lender yang melakukan pendanaan, jelasnya.
Tak heran, portofolio pinjaman di Investree pun masih didominasi oleh Invoice Financing. Dengan skema pembiayaan rantai pasokan, pinjaman borrower diajukan berdasarkan tagihan atau invoice atas pekerjaan yang sudah selesai dan sedang menunggu pembayaran oleh Payor.
Dalam hal ini, Payor atas invoice tersebut rata-rata adalah perusahaan dengan reputasi bagus dan kokoh dalam hal keuangan, sebut saja BUMN, pemerintah, dan perusahaan multinasional, sehingga memiliki kemampuan yang bagus dan kuat untuk membayar invoice tersebut.
"Dengan kata lain, hal tersebut meningkatkan kepastian pembayaran pinjaman di Investree," ungkapnya.
Akhir Semester I/2020, Investree Klaim Kualitas dan Penyaluran Pinjaman Tetap Stabil
Adrian Gunadi, CEO & Co-Founder Investree menjelaskan bahwa per akhir Juni 2020, jumlah pinjaman yang disalurkan melalui Investree meningkat hingga 41% dibandingkan bulan Mei 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
51 menit yang lalu
Klaim Medis Prudential Melonjak, Naik 16% hingga Kuartal III/2024
5 jam yang lalu