Bisnis.com, JAKARTA -- Rasio pembiayaan bank syariah ke segmen korporasi diperkirakan terus terkikis sampai akhir tahun ini.
Hal tersebut disebabkan modal yang kurang kuat, permintaan segmen korporasi yang lemah, sekaligus tingginya fokus pembiayaan ke segmen UMKM.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio pembiayaan non-UMKM perbankan syariah tercatat 33,49 persen per April 2020, lebih rendah dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, yang sebesar 37,14 persen.
Meski pembiayaan untuk investasi non-UMUM masih tumbuh, tetapi pembiayaan modal kerja non-UMKM mulai turun tajam. Pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan yang masih agresif pun menekan rasio kredit korporasi pada paruh pertama tahun ini.
Wakil Ketua Harian DSN-MUI Adiwarman A. Karim mengatakan banyak perbankan syariah yang modalnya masih terbatas.
Hal ini menyebabkan lemahnya pembiayaan pembiayaan ke sektor korporasi yang menbutuhkan batas minimum penyaluran dana (BMPD) yang tinggi, sehingga pada akhirnya hal ini pun berdampak pada terbatasnya peningkatan rasio pembiayaan perbankan syariah secraa nasional.
"Untuk tahun ini trennya masih akan berlanjut. Aset perbankan syariah ini kecil dan modalnya juga kecil," katanya, Sabtu (18/7/2020).
Meski demikian, pria yang juga merupakan Founder Karim Consulting Adiwarman Karim ini berpendapat rasio dana murah perbankan syariah sudah mulai membaik. Harusnya hal ini dapat menjadi indikator baik bagi bank syariah dalam menjawab kebutuhan korporasi yang membutuhkan margin pembiayaan rendah.
Di hubungi terpisah, Senior Faculty LPPI Amin Nurdin menyebutkan tak banyak sektor ekonomi dari segmen korporasi yang mampu dibiayai oleh perbankan syariah.
Debitur dari sektor industri riil pun mulai tertekan sejak awal tahun lalu yang menyebabkan permintaan pembiayaannya lemah.
"Sejauh ini pertumbuhan penyaluran pembiayaan korporasi masih ada meski kecil. Namun, yang jelas pandemi tahun ini pun akan berdampak pada semua industri termasuk pembiayaan perbankan syariah," katanya.
Di samping itu, Amin menyebutkan fokus pembiayaan bank syariah lebih terarah pada UMKM. Meski hal ini bagus untuk meningkatkan margin dan pembiayaan secara keseluruhan, tetapi tetap tidak akan cepat untuk meningkatkan pembiayaan.
Baca Juga : Era New Normal, Ini Tantangan Perbankan Syariah |
---|
"Memang kalau kita lihat negara tetangga, bank syariah itu memang ikut fokus pada pembiayaan kepada korporasi swasta dan BUMN, baik pada infrastruktur maupun proyek industri manufaktur lainnya," imbuhnya.
Meski demikian, Amin melihat beberapa bank syariah sekaligus unit usaha syariah sudah mulai fokus pada pengembangan segmen korporasi.
Visi untuk membuat sebuah bank syariah dari anak usaha bank pelat merah pun juga mampu mendongkrak potensi perbankan syarah untuk dapat lebih mengoptimalkan segmen korporasi sekaligus mendongkrak porsi pembiayaan bank syariah nasional.
"Untuk bank syariah anak usahan BUMN, mungkin tidak akan cepat terealisasi. Namun, setelah realisasi, tentu akan sangat bagus bagi bank syariah," katanya.