Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

45,15 Persen Pekerja di Indonesia Belum Terproteksi BP Jamsostek di Masa Pandemi

Pada Mei 2020, terdapat 90,9 juta tenaga kerja di Indonesia.
Pegawai melintasi logo BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pegawai melintasi logo BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menjadi perhatian seiring adanya tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Saat ini masih terdapat 45,15 persen pekerja yang belum terproteksi oleh jaminan sosial ketenagakerjaan.

Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dari unsur ahli Iene Muliati menjelaskan bahwa pada Mei 2020, terdapat 90,9 juta tenaga kerja di Indonesia. Dari jumlah tersebut, baru 49,86 juta atau 54,85 persen di antaranya yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK.

Menurut Iene, dalam kondisi normal tingkat kepesertaan BPJAMSOSTEK masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut menjadi lebih krusial pada masa pandemi Covid-19 yang mengancam kondisi finansial dan kesehatan para pekerja.

Meskipun begitu, saat ini terdapat penurunan jumlah kepesertaan aktif dari badan tersebut. Ine memaparkan data BPJAMSOSTEK bahwa terdapat penurunan peserta di seluruh program, khususnya Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm).

Pada Januari 2020, total peserta JKK dan JKm tercatat sebanyak 33,2 juta yang terdiri dari 19,94 juta peserta penerima upah (PU), 2,77 juta bukan penerima upah (BPU) atau peserta mandiri, dan 10,51 juta pekerja jasa kontruksi (jakon).

Jumlah peserta JKK dan JKm menurun pada Juni 2020, saat pandemi Covid-19 sudah melanda selama empat bulan, menjadi 28,7 juta. Semua segmen pekerja mengalami penurunan jumlah peserta aktif, yakni 19,17 juta PU, 2,15 juta BPU, dan 7,42 juta jakon.

Penurunan jumlah peserta aktif pun terjadi di program Jaminan Hari Tua (JHT) yang pada Januari 2020 totalnya mencapai 16,2 juta, terdiri dari 15,99 juta PU dan 0,22 juta BPU. Pada Juni 2020, totalnya turun menjadi 15,8 juta yang terdiri dari 15,57 juta PU dan 0,19 juta BPU.

Kondisi serupa pun terjadi di program Jaminan Pensiun (JP) yang seluruhnya merupakan peserta PU. Pada Januari 2020, jumlah peserta aktif program itu mencapai 12,95 juta dan pada Juni 2020 menjadi 12,63 juta.

"Kondisi normal saja begitu [jumlah peserta BPJAMSOSTEK masih 54,85 persen dari total tenaga kerja], bagaimana dengan adanya pandemi ini. Jumlah peserta aktif pun tercatat turun," ujar Iene pada Rabu (26/8/2020).

Penurunan jumlah peserta aktif itu beriringan dengan meningkatnya klaim program JHT. Pada Januari 2020, total klaim tercatat sebanyak 217.196 pengajuan dan pada Juni 2020 menjadi 284.488 pengajuan.

Menurut Iene, hal tersebut peningkatan pengajuan klaim itu menunjukkan adanya kebutuhan dana para pekerja dan berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai dampak dari penyebaran virus corona. Oleh karena itu, tingkat kepesertaan harus menjadi perhatian BPJAMSOSTEK dan pemerintah.

Hal tersebut menurutnya menjadi penting karena BPJAMSOSTEK sebagai bagian dari Sistem Jaminan Sosial (SJSN) harus dapat memastikan perlindungan masyarakat, terlebih dalam kondisi krisis seperti saat ini.

Hal itu pun sejalan dengan amanat Undang-Undang 40/2004 tentang SJSN, yakni setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper