Bisnis.com, JAKARTA—Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengembangkan area pasar modal syariah. Pasar modal syariah akan menjadi salah satu pilar utama dalam master plan BEI lima tahun ke depan.
Direktur Pengembangan Pasar Modal BEI Hasan Fawzi menuturkan bursa tengah fokus melakukan pengembangan area pertumbuhan baru, termasuk di area pasar modal syariah.
“BEI punya kebijakan yang sangat kuat dalam memastikan fokus dan juga keseriusan kita untuk betul-betul mengembangkan area pasar modal syariah ini,” ujar Hasan dalam webinar “Memacu Literasi Keuangan Syariah Mendorong Pemulihan Nasional” yang diadakan Senin (5/10/2020)
Untuk itu, BEI giat melakukan literasi dan inklusi pasar modal syariah antara lain pengembangan efek dan instrumen syariah, pengembangan Infrastruktur pasar modal syariah, penguatan sinergi dengan para stakeholder, serta pemanfaatan teknologi untuk pendidikan dan investasi syariah.
Hasan menuturkan, literasi demi meningkatkan inklusivitas pasar modal syariah tetap dilakukan BEI meski pandemi Covid-19 masih berlangsung. Caranya, edukasi dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pendekatan digital melalui berbagai media sosial.
“Kami juga aktif bersinergi dan kerjasama dengan sejumlah komunitas. Kini BEI sudah melampaui capaian tahun lalu untuk edukasi online pasar modal syariah. Kami sudah selenggarakan 261 kegiatan yang diikuti 73.252 peserta hingga September 2020,” tambahnya.
Baca Juga
Dia menyebut upaya edukasi yang dilakukan BEI telah menunjukkan hasil. Hal ini terlihat dari dominasi jumlah saham syariah yang dicatat perdana di lantai bursa dibanding total listing sepanjang 2020.
Tercatat, hingga September 2020 sebanyak 35 dari 46 saham yang baru dicatat di lantai bursa merupakan saham syariah atau 76 persen dari total saham yang baru melantai. Adapun jika dilihat secara keseluruhan, dari 709 saham yang terdaftar di BEI per 2 Oktober lalu, 63,6 persen atau 451 saham merupakan produk syariah.
Secara kapitalisasi, ratusan saham syariah ini telah mencapai Rp2.962 triliun atau setara 51,69 persen dari total kapitalisasi seluruh saham yang mencapai Rp5.730 triliun. Saham syariah juga mendominasi jumlah saham yang ditransaksikan yakni 71,88 persen.