Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Sudah Suntik Likuiditas Rp680,89 Triliun, Pertumbuhan Kredit Kok Minus?

Menurut Gubernur BI, rendahnya pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan dengan permintaan domestik yang masih belum kuat dan kehati-hatian perbankan akibat berlanjutnya pandemi Covid-19.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat telah menambah likuiditas di perbankan atau quantitative easing sebesar Rp680,89 triliun.

"Longgarnya kondisi likuiditas di perbankan tersebut mendorong tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK), yaitu sebesar 30,65 persen pada Oktober 2020," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (19/11/2020).

Perry merincikan, penambahan likuiditas di perbankan ini bersumber dari penurunan giro wajib minimum (GWM) sekitar Rp155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp510,09 triliun.

Di sisi lain, BI mencatat penyaluran kredit pada Oktober 2020 terkontraksi sebesar -0,47 persen secara tahunan.

Rendahnya pertumbuhan kredit tersebut, kata Perry, sejalan dengan dengan permintaan domestik yang masih belum kuat dan kehati-hatian perbankan akibat berlanjutnya pandemi Covid-19.

Sementara itu, dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) di perbankan tercatat tumbuh 12,12 persen secara tahunan pada Oktober 2020.

Di samping itu, industri perbankan juga dinilai lambat dalam merespon penurunan suku bunga acuan BI.

"BI sudah melakukan ekspansi likuiditas yang sangat besar, kami terus dengan tidak segan-segannya mengharapkan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit sehingga bisa mendorong pemulihan ekonomi," katanya.

Perry pun mendorong industri perbankan untuk membangun optimisme sehingga kredit bisa tersalurkan, sejalan dengan perbaikan ekonomi.

"Sudah saatnya kredit didorong, sudah saatnya kita membangun optimisme, sudah satnya kita meningkatkan ekonomi. Pemerintah, BI, OJK, telah begitu banyak melakukan sinergi kebijakan dan terus berkomitmen menempuh langkah-langkah lanjutan," jelasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper