Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Multifinance Bisa Gandeng Credit Scoring Inovatif untuk Kredit Tanpa Agunan

Perusahaan pembiayaan hingga kini masih mengandalkan persyaratan agunan nasabah demi mitigasi risiko.
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dijual di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi deretan mobil bekas yang dijual di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Industri pembiayaan (multifinance) berpotensi makin rajin bekerja sama dengan platform penyedia jasa innovative credit scoring (ICS), terutama dalam menyalurkan kredit tanpa agunan.

Sigit Sembodo, Sekjen Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) sekaligus Direktur PT Bussan Auto Finance (BAF) menjelaskan bahwa perusahaan pembiayaan hingga kini masih mengandalkan persyaratan agunan nasabah demi mitigasi risiko.

Padahal, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.58/2020 memberikan kelonggaran bisa menyalurkan pembiayaan modal kerja atau sektor produktif tanpa agunan kepada debitur yang mengajukan fasilitas kredit di bawah Rp25 juta.

"Ini ranah yang belum banyak dikuasai perusahaan pembiayaan, karena selama ini kami selalu meminta agunan, baik itu mobil, motor, atau mesin. Mungkin di sinilah innovative credit scoring mampu ikut mendukung kami," ujarnya dalam diskusi virtual bersama AFTECH dan Tokopedia, Selasa (16/3/2021).

Oleh sebab itu, Sigit menganggap peluang multifinance menggunakan jasa platform ICS pun makin besar, karena para debitur produktif yang meminjam di bawah Rp25 juta notabene termasuk ke dalam UMKM.

"UMKM di portofolio multifinance per Desember 2019 itu 25 persen, akhir Desember 2020 atau di era pandemi justru menjadi 29 persen. Artinya, bakal lebih banyak lagi UMKM yang akan menggunakan jasa perusahaan pembiayaan," tambahnya.

Adapun, selain untuk mempermudah realisasi kredit tanpa agunan, Sigit menjelaskan bahwa kerja sama dengan platform ICS juga memungkinkan multifinance untuk meneliti nasabah eksisting di semua sektor.

Misalnya, menilai apakah suatu nasabah layak restrukturisasi, meneliti kondisi sebenarnya nasabah gagal bayar, atau memastikan apakah debitur memberikan dokumen-dokumen palsu dalam pengajuan aplikasi kredit.

Turut hadir Pengamat Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani yang menekankan pentingnya platform ICS dalam hal penilaian debitur secara prediktif dan lebih komprehensif.

Aviliani menggambarkan dari sisi debitur individu saja, masih banyak pekerja informal atau freelance atau 'proyekan', yang sebenarnya punya kemampuan dan gaji yang cukup, tetapi tak memperoleh akses kredit karena tidak terlacak di sistem terdahulu.

Apalagi, apabila debitur tersebut merupakan pelaku UMKM. Oleh sebab itu, platform ICS bisa menjadi kunci lembaga keuangan konvensional mampu merangkul debitur jenis ini.

Sementara itu, Head of Business Development & Marketing Tokoscore Tokopedia Evita Soetjoadi yang menjelaskan bahwa pihaknya telah siap bekerja sama dengan berbagai lembaga jasa keuangan.

Platform besutan Tokopedia di lini bisnis credit scoring ini mengaku mampu menyediakan akses penilaian data lebih dari 100 juta user, mencakup 99 persen seluruh kecamatan di Indonesia.

Tokoscore sendiri menitikberatkan penilaian terhadap para calon debitur dari sisi kebiasaan dan aktivitas transaksinya di e-commerce.

"Dengan kemampuan ini, harapannya lembaga jasa keuangan bisa memiliki parameter tambahan untuk penilaian aplikasi kredit calon nasabah, terutama yang muda atau baru, unbankable dan underserved," ungkapnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper