Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) sampai dengan Mei 2025 membukukan pembiayaan baru untuk kendaraan roda empat sebesar Rp4,48 triliun atau tumbuh sebesar 15% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,90 triliun.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan meskipun masih tumbuh positif, perseroan turut merasakan dampak dari lesunya pasar otomotif yang terjadi dalam periode yang sama.
"CNAF memprediksi seiring dengan kondisi market yang sedang lesu, periode kuartal II/2025 akan mengalami sedikit penurunan sebagai imbas dari makro ekonomi yang sedang tidak pasti," ujar Ristiawan kepada Bisnis, Selasa (1/7/2025).
Seperti diketahui, dengan portofolio industri sebesar 70% bertumpu pada pembiayaan kendaraan, industri multifinance sedang tertekan oleh lesunya pasar otomotif.
Penjualan mobil dalam periode Januari-Mei 2025 secara wholesales turun 5,5% year on year (YoY) menjadi 316.981 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 335.405 unit. Penjualan mobil secara ritel juga susut 9,2% YoY menjadi 328.852 unit, dibandingkan 5 bulan pertama 2024 sebanyak 362.163 unit.
Menyikapi kondisi market yang lesu tersebut, Ristiawan mengatakan bahwa CNAF melihat kondisi tersebut sebagai sebuah peluang untuk mampu berinovasi dan bertahan dalam bisnis.
Baca Juga
Untuk itu, sambung dia, CNAF menyiapkan berbagai strategi untuk meningkatkan pembiayaan kendaraan, di antaranya dengan memperkuat sinergi dengan induk usaha, PT Bank CIMB Niaga Tbk., khususnya dengan menyasar kepada segmen nasabah eksisting dengan track record yang baik seperti penguatan cross selling produk dan menawarkan additional order dan repeat order bagi nasabah eksisting CNAF.
"CNAF juga secara konsisten membina hubungan yang baik dengan semua partner bisnis agar terus dapat meningkatkan realisasi pembiayaan kendaraan," jelasnya.
Selain itu, dalam merespons kondisi saat ini Ristiawan mengatakan bahwa perseroan juga meningkatkan prinsip kehati-hatian dan semakin selektif dalam pemberian kredit kepada calon nasabah dengan menerapkan metode application score di mana acceptance criteria calon nasabah ditentukan dari hasil score nasabah itu sendiri.
"Semakin low risk maka semakin mudah untuk mendapatkan approval pengajuan kredit," sambungnya.
Ristiawan menegaskan inisiatif tersebut dijalankan CNAF sebagai bentuk mitigasi atas kondisi makro ekonomi yang tidak pasti dan juga menjaga kinerja bisnis agar tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan.
Ristiawan melanjutkan, melihat 2025 yang menjadi tahun cukup sulit bagi industri multifinance, CNAF berharap berbagai stimulus positif dari pemerintah dapat tetap terus dijalankan. Lebih makro lagi, CNAF juga berharap ada percepatan pemulihan daya beli masyarakat serta adanya penurunan suku bunga dapat terjadi pada semester II/2025 nanti.
Tahun ini, piutang pembiayaan multifinance secara total ditargetkan tumbuh 8-10%, sebelum kemudian ada penyesuaian menjadi 6%-8%. Meski ada potensi perlambatan, CNAF masih optimistis industri dapat tumbuh di rentang target tersebut.
"Karena hingga akhir tahun nanti masih banyak momentum perhelatan yang akan digelar seperti GIIAS salah satunya. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk mendorong minat masyarakat akan kendaraan. Tentunya didukung dengan berbagai program menarik khususnya dari perusahaan pembiayaan. CNAF yakin target pertumbuhan tersebut masih dapat dicapai," pungkasnya.