Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTPN Syariah Ungkap Resep Pacu Pembiayaan Wong Cilik di Era Pandemi

Salah satu resep tumbuhnya pembiayaan bersumber dari keberanian para CO untuk mendampingi 'emak-emak' pedesaan yang bahkan baru sanggup memiliki niat menjalankan usaha.
Pejalan kaki berjalan melewati logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk atau BTPN Syariah di Jakarta, Senin (13/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawann
Pejalan kaki berjalan melewati logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk atau BTPN Syariah di Jakarta, Senin (13/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawann

Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG - PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) terus berupaya memperbesar peranan para Community Officer (CO) selaku agen pendamping nasabah kalangan prasejahtera di wilayah pedesaan.

Sekadar informasi, bank syariah hasil spin-off Unit Usaha Syariah dari PT Bank BTPN Tbk. ini merupakan satu-satunya perbankan yang berfokus pada pembiayaan tanpa agunan kepada pelaku UMKM dan komunitas prasejahtera produktif.

BTPS menggunakan metode pembiayaan berkelompok, di mana satu sentra nasabah memiliki anggota yang dipilih secara mandiri, dipimpin oleh Ketua Setra yang juga dipilih sendiri oleh anggota, dan setiap sentra akan didampingi oleh CO atau petugas terlatih secara rutin.

Hasilnya pun tampak nyata. Pembiayaan BTPS di 23 provinsi Indonesia sepanjang 2020 atau masa pandemi, mencapai Rp9,7 triliun kepada sekitar 4,1 juta nasabah aktif atau masih tercatat tumbuh sebesar 6 persen (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun 2019.

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Lampung Andi Setio menjelaskan lebih lanjut bahwa salah satu resep tumbuhnya pembiayaan bersumber dari keberanian para CO untuk mendampingi 'emak-emak' pedesaan yang bahkan baru sanggup memiliki niat menjalankan usaha.

"Walaupun mereka belum punya usaha, belum berpengalaman membuat usaha, CO kami akan tetap bantu. Jaminannya pun tidak ada, kecuali niat baik dan mau punya 4 komitmen bersama kelompoknya, yaitu berani berusaha, disiplin, kerja sama, dan saling bantu," ujarnya dalam kunjungan bersama Media ke sentra inspiratif nasabah BTPS di wilayah Lampung, Kamis-Jumat (20-21/5/2021).

Andi menjelaskan lebih lanjut bahwa pertumbuhan ini pun merupakan buah dari strategi BTPS untuk mendekatkan CO kepada nasabah lewat pembuatan Wisma CO. Setiap Wisma berisi 5-6 CO yang setiap harinya mengunjungi kelompok nasabah, memberikan pendampingan, serta mencari kelompok-kelompok potensial baru lainnya di wilayah yang belum pernah tersentuh perbankan konvensional.

Terkhusus di wilayah Lampung, BTPS kini telah memiliki 88 wisma yang tersebar di 15 kabupaten, dan telah menjaring 152.000 perempuan keluarga prasejahtera produktif dengan outstanding pembiayaan senilai Rp541 miliar.

Dalam kunjungan ini, Bisnis berkesempatan bertemu dengan salah satu nasabah inspiratif BTPS periode 2021, beserta beberapa CO yang menangani wilayah Lampung.

Sosok inspiratif BTPS periode ini merupakan seorang pelaku usaha makanan ringan di Pringsewu, Lampung bernama Sayyidah, seorang ibu empat anak sekaligus istri dari anggota kepolisian setempat.

Wanita yang menjual jajanan ringannya dengan merek 'Ida Ayu' dan telah ikut memajukan 9 ibu-ibu lain di sentra pimpinannya ini mengaku pertama kali bertemu dengan BTPS karena sempat kesulitan mendapatkan pinjaman akibat musibah yang menimpa usaha lamanya di bidang perdagangan.

"Akibat kebakaran, untuk menutup kerugian dan tagihan, kami meminjam di salah satu bank Rp200 juta. Setelah itu, tidak ada lagi yang mau meminjami saya untuk memulai usaha baru, padahal gaji suami habis untuk bayar cicilan. Ternyata hanya BTPN Syariah yang berani. Awalnya, plafon Rp5 juta sekitar 6 tahun lalu, sekarang Alhamdulillah usaha berkembang dan plafon pinjaman sudah sampai Rp40 juta," ungkapnya.

Terkini, wanita yang akrab disapa Ida ini telah mampu memiliki karyawan, 15 sales yang ikut mendistribusikan produknya ke Palembang sampai Bandung, serta mendapatkan predikat top UMKM dari jaringan toko Bhayangkara.

Ida pun memboyong predikat nasabah inspiratif dari BTPS karena mampu ikut membangun ekosistem UMKM yang merambah berbagai sektor bersama 'emak-emak' lain di daerahnya. Mulai dari agen pulsa, ternak lele, warung kelontong, sampai perkebunan.

Bagi para CO, periode pandemi telah membawa tantangan baru karena membuat mereka memutar otak lebih keras dalam mendampingi nasabah yang usahanya sedang lesu, seperti terdampak penutupan sekolah dan keterbatasan distribusi, atau kondisi ketakutan warga sehingga menutup wilayahnya rapat-rapat.

Jangankan pandemi, para CO di Lampung bahkan sempat membantu nasabah melewati bencana sekaliber tsunami Selat Sunda pada 2018 dan harus melewati jalanan berbatu dengan hanya menggunakan motor setiap harinya.

Namun demikian, hal ini tak menutup semangat mereka untuk terus bersilaturahmi dan ikut membantu 'emak-emak' nasabah BTPS meraih mimpi-mimpi mereka.

Turut hadir Distribution Head BTPN Syariah Wilayah Sumatra Firmansyah yang menekankan bahwa para CO yang tersebar di sekitar 370 wisma yang tersebar di seluruh wilayah Sumatra kebanyakan bertahan karena semangat tersebut.

"Banyak saya temui CO yang mengaku bertahan meniti karier bersama BTPN Syariah, karena bisa bekerja sambil beribadah. Baik ibadah yang dilakukan secara sadar atau tidak. Contohnya, silaturahmi, ikhlas memberikan ilmu, dan sabar mendampingi nasabah. Jadi, hubungan CO dengan nasabah memang bukan hanya transaksional. Ini dedikasi untuk melayani para nasabah yang sebelumnya unbankable & underserved," jelasnya.

Firman mengungkap wilayah Sumatra sendiri kini telah memiliki lebih dari 370 wisma dengan lebih dari 2.600 Bankir Pemberdaya selalu CO, yang melayani pinjaman sekitar 720.000 sampai 750.000 emak-emak prasejahtera.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper