Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Sedih Nasabah Bumiputera: Kena Usir saat Perjuangkan Klaim Rp69 Juta di Kantor Pusat

Salah satu nasabah Bumiputera bercerita nekat mendatangi ke kantor pusat di Jakarta pada Desember 2019 untuk menagih uang pencairan klaim. Namun, ia malah diusir.
Puluhan nasabah yang menjadi korban gagal bayar premi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dari wilayah Jabodetabek berkumpul di kantor pusat AJB Bumiputera, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (11/2/2021). /Bisnis - Aziz Rahardyan
Puluhan nasabah yang menjadi korban gagal bayar premi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dari wilayah Jabodetabek berkumpul di kantor pusat AJB Bumiputera, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (11/2/2021). /Bisnis - Aziz Rahardyan

Bisnis.com, JAKARTA - Permasalahan yang membelit Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 belum juga tuntas hingga saat ini.

Banyak nasabah yang terkatung-katung nasibnya karena klaim asuransi yang dimiliki tak kunjung cair. Ratusan pemegang polis asuransi Bumiputera pun melakukan aksi damai di Kantor Pusat OJK di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (10/11/2021).

Dilansir Tempo.co pada Kamis (11/11/2021), salah satu pemegang polis Bumiputera, Risa bercerita bagaimana dirinya memperjuangkan klaim asuransi pendidikannya yang tak kunjung cair.

Ibu dari lima anak asal Garut, Jawa Barat, ini masih ingat betul ketika diusir saat memperjuangkan haknya di kantor pusat Bumiputera di Jakarta pada akhir 2019.

“Dijanjikan cair pada 2019. Ketika datang ke kantor pusat Jakarta, diusir,” kata Risa kepada Tempo di depan kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta Pusat, pada Rabu (10/11/2021).

Aksi damai ini para pemegang polis juga dibarengi dengan penyampaian somasi massal kepada OJK sebagai regulator industri asuransi di Indonesia. Somasi massal itu adalah yang kedua kalinya setelah somasi pertama ditujukan kepada manajemen AJB Bumiputera.

Sebelum bertandang ke Jakarta pada tiga tahun lalu, Risa berulang kali mempertanyakan nasib dana klaim asuransi ke kantor perwakilan Bumiputera di Bandung, tetapi hasilnya nihil. Ia hanya dijanjikan klaim asuransi bakal cair paling lambat Desember 2019.

Petugas di kantor tersebut menyatakan hak tersebut tak bisa dicairkan, Risa pun diminta untuk mendatangi langsung kantor pusat asuransi itu di Jakarta.

Risa bercerita, awalnya dia membuka polis asuransi pendidikan Mitra Cerdas pada 2010 yang direncanakan jatuh tempo pada 15 tahun kemudian.

Namun, pada tahun kedelapan yakni pada akhir 2018, dia memutuskan untuk menutup polis tersebut. Dana klaim asuransi pendidikan Rp69 juta seharusnya cair saat itu.

"Awalnya saya menjadi nasabah karena dulu suami saya masih TKI. Namun, belakangan sudah tidak jadi TKI, enggak bisa bayar [premi]. Makanya putusin kontrak aja," tuturnya. Dia mengaku kesulitan membayar premi yang terus naik hingga menjadi Rp 13,6 juta per tahun.

Risa pun menunggu kabar pencairan klaim, tetapi dia tak kunjung memperoleh haknya. Oleh karena itu Risa nekat mendatangi ke kantor pusat Bumiputera di Jakarta pada Desember 2019 untuk menagih uang tersebut. Namun, ia malah diusir dan diminta untuk pulang dengan menggunakan ojek online.

Risa mengaku sakit hatinya masih sangat terasa sampai sekarang. Apalagi di masa pandemi, uang yang ditabungnya itu sangat dibutuhkan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.

Karena klaim asuransi Bumiputera yang tak kunjung cair itu, Risa jadi sering menggadaikan emas ke untuk membayar pendidikan anak-anaknya.

“Alhamdulillah anak pertama keterima di PTN jalur SNMPTN,” katanya. Namun, Risa masih memiliki empat anak lainnya yang butuh biaya besar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper