Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Industri Asuransi Jiwa Memacu Pertumbuhan Aset di 2022

Pelaku industri asuransi jiwa menyiapkan strategi guna mendorong aset dapat tumbuh di atas proyeksi industri.
ilustrasi BNI Life
ilustrasi BNI Life

Bisnis.com, JAKARTA -- Aset industri asuransi jiwa diproyeksikan tumbuh sebesar 4,66 persen pada 2022. Para pelaku industri asuransi jiwa pun optimistis dapat memperbesar nilai aset yang dimiliki, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan industri tersebut.

Salah satu perusahaan yang menargetkan pertumbuhan aset di atas proyeksi industri adalah PT BNI Life Insurance (BNI Life). Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan mengungkapkan, perseroan membukukan total aset senilai Rp22,77 triliun sepanjang 2021. Besaran nilai aset tersebut diharapkan dapat kembali meningkat pada tahun ini.

"Pada tahun 2022, BNI Life menargetkan pertumbuhan aset sebesar 7 persen," ujar Eben kepada Bisnis, dikutip Rabu (9/2/2022).

Eben mengatakan, pertumbuhan bisnis perseroan di 2021 memang masih terpengaruh oleh kondisi pandemi Covid-19. Menurutnya, adanya beberapa kali pembatasan kegiatan masyarakat turut mempengaruhi kinerja penjualan perseroan. Namun, seiring dengan gencarnya program vaksinasi yang sedang berjalan, dia berharap pertumbuhan bisnis BNI Life di 2022 bisa mengalami peningkatan yang signifikan.

Adapun, guna mendorong pertumbuhan bisnis di 2022, BNI Life telah menyiapkan sejumlah langkah strategis.

"Di tahun 2022, BNI Life melakukan beberapa langkah strategis, antara lain berfokus dalam penjualan produk regular dan unit link yang menguntungkan untuk meningkatkan laba perusahaan dan melakukan improvement product mix untuk menghadirkan perlindungan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah yang dinamis," kata Eben.

Sebelumnya, Eben pernah menyebut bahwa BNI Life menargetkan dapat menghimpun pendapatan premi mencapai lebih dari Rp5 triliun pada 2022. Pematokan target tersebut seiring dengan optimisme perseroan bahwa kinerja bisnis asuransi akan membaik pada 2022.

Sementara itu, PT Asuransi Allianz Life Indonesia juga optimistis aset perusahaan dapat tumbuh positif di tahun ini.

Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnaen memandang panjangnya masa pandemi Covid-19 di Indonesia memang masih menjadi tantangan bisnis yang harus dihadapi. Menurutnya, jika pandemi terjadi dalam jangka waktu yang lama, naik turunnya kondisi pasar tentunya dapat memberikan dampak pada keadaan ekonomi negara dan pertumbuhan bisnis pada umumnya. Namun, ia optimistis Allianz Life Indonesia masih dapat mencatatkan kinerja bisnis yang positif di tahun ini.

"Allianz Life Indonesia terus menargetkan pertumbungan bisnis yang positif dengan tetap fokus untuk memberikan perlindungan ke lebih banyak masyarakat Indonesia. Caranya adalah dengan menyediakan beragam produk dan layanan dalam memenuhi kebutuhan nasabah akan perlindungan asuransi. Kami senantiasa mengoptimalkan kanal distribusi yang ada, serta melakukan inovasi dalam produk, layanan dan ekosistem digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis," kata Karin kepada Bisnis.

Optimisme tersebut sejalan dengan capaian yang diraih perusahaan sampai dengan kuartal III/2021. Karin menyebut total aset Allianz Life Indonesia pada kuartal III/2021 tumbuh sebesar 14,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

"Hal ini sejalan dengan pertumbuhan bisnis yang dialami perusahaan. Pertumbuhan positif ini didukung juga dengan kondisi pasar yang semakin membaik, sehingga aset investasi dari Allianz Life Indonesia juga ikut bertumbuh," tuturnya.

Pertumbuhan bisnis dari sisi perolehan premi bruto perusahaan juga mampu tumbuh dengan baik. Karin mengatakan, meski pandemi belum berakhir, premi bruto Allianz Life Indonesia bertumbuh sebesar 26,6 persen sampai dengan kuartal III/2021.

Guna mengejar pertumbuhan bisnis di 2022, Allianz Life Indonesia akan terus fokus menyediakan berbagai solusi perlindungan asuransi yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. Perusahaan juga akan mengoptimalkan berbagai jalur distribusi, seperti keagenan, bancassurance, dan digital untuk memberikan pilihan atau preferensi masing-masing nasabah.

"Kami secara konsisten menjalankan strategi-strategi tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, kami dapat terus memberikan perlindungan dan pelayanan asuransi sesuai dengan kebutuhan nasabah dan di saat yang bersamaan tetap mempertahankan pertumbuhan bisnis dengan baik," imbuh Karen.

Berdasarkan laporan keuangan Allianz Life Indonesia konvensional per 30 September 2021, jumlah aset perusahaan tercatat mencapai Rp39,37 triliun. Sedangkan pendapatan premi bruto perusahaan mencapai Rp13,83 triliun sampai dengan kuartal III/2021.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan aset perusahaan asuransi jiwa dapat tumbuh sebesar 4,66 persen pada 2022. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022 belum lama ini.

"Aset asuransi jiwa diperkirakaan akan tumbuh 4,66 persen," ujar Wimboh.

Berdasarkan statistik OJK terkait asuransi per Desember 2021, jumlah aset industri asuransi jiwa tercatat mencapai Rp589,81 triliun atau tumbuh 8,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

OJK juga melaporkan premi yang dihimpun industri asuransi jiwa mencapai Rp184,32 triliun sepanjang 2021. Realisasi ini tumbuh 7,21 persen dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya sebesar Rp171,93 triliun.

Dari sisi permodalan, industri asuransi jiwa juga memiliki rasio solvabilitas yang cukup solid. Risk based capital industri asuransi jiwa terjaga di atas treshold, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120 persen, yakni berada di level 539,8 persen. Tingkat RBC tersebut juga lebih tinggi dibandingkan posisi di 2020 yang mencapai 528,6 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper