Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Bencana "Random" di Dalam Negeri, Indonesia RE Incar Pasar Global

Indonesia Re meyakini strategi go international akan berdampak positif terhadap kinerjanya secara umum.
Petugas memberikan penjelasan kepada pengunjung di stan PT Reasuransi Indonesia Utama pada ajang Indonesia Business and Development Expo (IBDexpo) 2017 di Jakarta, Kamis (21/9). /JIBI-Dwi Prasetya
Petugas memberikan penjelasan kepada pengunjung di stan PT Reasuransi Indonesia Utama pada ajang Indonesia Business and Development Expo (IBDexpo) 2017 di Jakarta, Kamis (21/9). /JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan reasuransi pelat merah PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re makin fokus mengejar perbaikan kinerja dengan cara memperbesar porsi pendapatan premi dari luar negeri.

Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu menjelaskan bahwa urgensi mempercepat upaya diverifikasi portofolio di ranah internasional ini seiring dengan pengalaman perseroan selama pandemi Covid-19.

Sebab, era pandemi membawa beban klaim begitu besar dalam suatu waktu buat Indonesia Re, kendati semua pemain reasuransi pun merasakannya, minimal buat lini bisnis reasuransi jiwa. Oleh sebab itu, diverifikasi ke lini bisnis yang potensial di kancah global merupakan keniscayaan, terutama di lini bisnis reasuransi umum.

"Pemain reasuransi global itu punya penyebaran risiko yang merata. Artinya, kalau sedang ada tren minus di Indonesia, mereka bisa dapat profit dari negara lain. Sementara kita baru bermain di Indonesia, sehingga risiko cenderung terkonsentrasi," ujarnya dalam diskusi terbatas bersama media, Kamis (9/6/2022).

Penetrasi Indonesia Re ke ranah global pun diharapkan mampu memperbaiki defisit neraca berjalan dari sektor perasuransian yang notabene selalu minus, salah satunya karena saat ini perusahaan asuransi lokal bisa secara langsung mendapatkan reasuransi dari pemain luar.

"Tapi bukan berarti reasuransi ke luar harus ditutup, misalnya, demi nasionalisme. Tidak, tidak seperti itu. Kita reasuransi lokal juga belum sampai di level untuk dapat menahan semua risiko di dalam negeri. Maka dari itu, lebih baik kita yang bermain ke luar untuk diverifikasi," tambahnya.

Terkini, Benny menjelaskan bahwa Indonesia Re tengah berbenah untuk merealisasikan rencana ini. Antara lain, melakukan aksi korporasi untuk memperkuat permodalan, perbaikan proses bisnis, serta perbaikan portofolio, baik dari sisi bisnis, manajemen keuangan, risiko, dan mengoptimalkan teknologi informasi.

Negara selaku pemegang saham pun berupaya mendukung upaya ini lewat rencana penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp3 triliun pada tahun buku 2023. Tujuan utamanya agar permodalan Indonesia Re seketika lebih kuat, sehingga bisa memproses rating internasional dengan lebih cepat.

Sebagai konteks, reasuransi yang belum memiliki rating internasional tentu tidak akan dilirik oleh pemain industri asuransi global, karena pemilihan reasuradur atau perusahaan mitra asuransi sebagai penanggung turut berpengaruh terhadap tingkat solvabilitas (risk based capital/RBC) dan pencadangan sebuah perusahaan asuransi.

Saat ini, porsi pendapatan premi Indonesia Re dari lokal mencapai 94 persen, sementara premi dari luar negeri baru mencapai kisaran 6 persen. Apabila upaya ini berhasil, Indonesia Re berupaya meningkatkan porsinya secara gradual.

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat menambahkan bahwa selain mempersiapkan upaya go international, perbaikan portofolio dalam negeri juga tengah berjalan beriringan, terutama dari lini bisnis penyumbang premi jumbo buat reasuransi.

Salah satunya, reasuransi terkait sektor properti di Indonesia yang saat ini masih menjadi andalan pencetak profit. Namun demikian, diverifikasi tetap diperlukan, menilik Tanah Air punya banyak bencana yang bersifat 'random', alias tiba-tiba dan tak bisa ditebak.

"Indonesia ini segala macam bencana bisa terjadi dan kemungkinannya besar sekali. Jadi performa yang baik dari properti itu tetap perlu diimbangi dengan pencadangan yang terukur untuk antisipasi," jelasnya.

Delil mencontohkan salah satu bencana yang tak terduga, yaitu banjir air laut alias rob akibat tanggul jebol di sekitar Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, yang menimpa sebuah kawasan industri.

"Jadi di kawasan industri itu ada beberapa perusahaan yang memakai asuransi berbeda, tapi mayoritas reasuransinya ternyata ke Indonesia Re juga. Ini salah satu contoh bencana yang tidak terduga. Saat ini kami juga sedang mengirim tim penilai kerugian," tambahnya.

Selain itu, reasuransi untuk financial lines, terutama asuransi kredit juga tengah menjadi sorotan. Saat ini, Indonesia Re bahkan sedang tidak mengambil premi baru untuk produk ini selama era pandemi, dan merancang kembali kerangka underwriting yang lebih kuat.

"Asuransi kredit itu yang paling dihantam selama pandemi, terutama yang ditanggung asuransi umum, atau ketika kredit macet. Karena penyebabnya banyak. Bisa karena bencana atau kondisi ekonomi, tapi juga bisa karena fraud atau buruknya pengelolaan bisnis itu sendiri," ujarnya.

Adapun, reasuransi yang berkaitan sektor logistik, yaitu asuransi pengangkutan laut (marine cargo) dan asuransi rangka kapal (marine hull) pun diperlukan pengelolaan lebih baik karena banyak tantangannya, walaupun sedang dalam tren bertumbuh di tengah kondisi perekonomian yang sedang dalam fase pemulihan.

"Rangka kapal tantangannya di Indonesia itu susah sekali bikin profit, karena banyak kapal kita yang sudah tua, klaimnya banyak. Kalau kargo buat asuransi sedang bagus, karena turut ditopang sektor ritel. Tapi bagian yang besar-besar itu tetap dilemparnya ke reasuransi, sehingga pengelolaannya juga sedang kami perhatikan supaya lebih baik," ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper