Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) bersiap mengeksekusi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dengan menerbitkan maksimal 6 miliar saham baru.
BRIS akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September 2022 untuk meminta persetujuan rencana rights issue. Nilai nominal saham baru yang akan diterbitkan sebesar Rp500 per saham.
Adapun harga pelaksanaan dan jumlah final atas saham baru yang akan diterbitkan akan diumumkan kemudian.
Merujuk pada ketentuan Pasal 8 ayat 3 POJK Penambahan Modal, jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran adalah tidak lebih dari 12 bulan. PMHMETD I diharapkan akan dilaksanakan dan selesai pada kuartal IV/2022.
“Perseroan berencana untuk menggunakan seluruh dana hasil rights issue untuk penyaluran pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan bisnis perseroan,” jelas manajemen dalam prospektus resmi, dikutip Rabu (17/8/2022).
BRIS memiliki visi untuk menjadi top 10 Global Sharia Bank dengan aspirasi aset Rp500 triliun pada 2025 dan return on equity (ROE) lebih dari 18 persen. Untuk mencapai aspirasi visi tersebut, perseroan melakukan ekspansi pertumbuhan baik secara organik maupun anorganik.
Baca Juga
Perseroan memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) lebih dari 15 persen sampai tahun 2025. Untuk mendukung rencana tersebut, BRIS membutuhkan tambahan permodalan agar capital adequacy ratio (CAR) perseroan dapat mencapai lebih dari 20 persen pada akhir 2025.
Saat ini CAR BRIS berada di kisaran 17 persen. Hal tersebut, menurut analisis manajemen, juga sesuai dengan rata-rata CAR 10 bank nasional teratas dan menjaga level of comfort market.
Dengan rencana rights issue, BRIS diharapkan akan memiliki kecukupan modal yang baik dengan CAR lebih dari 20 persen dan penambahan profitability yang optimal bagi pemegang saham dengan proyeksi dan return on equity (ROE) lebih 20 persen.
“Dalam hal pemegang saham tidak melaksanakan HMETD miliknya, maka persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi hingga sebanyak-banyaknya 12,73 persen," tulis manajemen.