Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan BI Naik! Ini Dampaknya ke Kredit Bank

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan laju pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh dua hal, yakni penawaran dan permintaan.
Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Panin di Jakarta, Selasa (19/4/2022). /Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Panin di Jakarta, Selasa (19/4/2022). /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen.

Mengenai hal itu, Gubernur BI Perry Warjiyo optimistis penyaluran kredit perbankan masih akan terus meningkat. Pasalnya, laju pertumbuhan dipengaruhi oleh dua hal, yakni penawaran dan permintaan.

“Penawaran kredit perbankan itu memang salah satunya dipengaruhi oleh suku bunga kredit, tetapi suku bunga bukan satu-satunya faktor,” kata Perry dalam konferensi pers, Selasa (23/8/2022). 

Perry menjelaskan terdapat faktor lain dalam hal penawaran kredit, salah satunya adalah kondisi likuiditas. Per Juli 2022, ungkap Perry, likuiditas perbankan sangat berlebih dengan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 27,92 persen. 

“Likuiditas itu sangat berlebih, sehingga kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit penawarannya cukup tinggi,” lanjutnya. 

Selain itu, faktor dari sisi penawaran yang lain adalah lending standard (risk appetite) dan survei BI yang menunjukkan appetite keinginan dari perbankan untuk menyalurkan kredit yang terus meningkat. 

Dengan demikian, Perry menyimpulkan faktor lain dari penawaran kredit perbankan, antara lain suku bunga, likuiditas, risk appetite yang semakin baik, hingga insentif yang diberikan oleh pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Secara terperinci, Perry mengatakan pemerintah memberikan insentif untuk kredit usaha rakyat (KUR) maupun insentif subsidi suku bunga. Senada, BI juga memberikan insentif kepada bank-bank yang menyalurkan kredit kepada 46 sektor-sektor prioritas dan UMKM. 

“Kami berikan insentif berupa penurunan GWM [giro wajib minimum], sampai totalnya mencapai 1,5 persen dan mulai 1 September ini insentif sehingga bank-bank juga kami dorong untuk berlomba lomba menyalurkan kredit kepada sektor prioritas,” ungkapnya. 

Tak hanya itu, OJK juga masih memberlakukan kebijakan mengenai masa relaksasi restrukturisasi kredit Covid-19 perbankan hingga Maret 2023. Dengan demikian, inilah yang terus dilakukan dari sisi penawaran untuk mendorong kredit pembiayaan ke sektor riil. 

Kemudian dari sisi permintaan, Perry menyatakan pihaknya memantau kinerja korporasi dan konsumsi ataupun rumah tangga. BI mencatat bahwa sebagian besar kinerja korporasi telah jauh membaik dengan penjualan yang tumbuh cukup tinggi, serta rencana peningkatan belanja modal juga terus bertumbuh. 

“Saya katakan masih ada sejumlah sektor yang memang baru akan tumbuh karena sektor-sektor ini sangat dipengaruhi oleh mobilitas, misalnya sektor perhotelan maupun sejumlah sektor transportasi,” ujarnya. 

Di sisi lain, ungkap Perry, sektor-sektor seperti ekspor, makanan, minuman, manufaktur, hingga perdagangan terpantau sudah jauh membaik. “Kedua faktor ini yang saling memperkuat pertumbuhan kredit yang secara keseluruhan adalah 10,71 persen," ujarnya. 

Perry mengatakan pertumbuhan tersebut terjadi di seluruh jenis kredit, mulai dari kredit modal kerja, kredit investasi, hingga kredit konsumsi dan hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan kredit yang tinggi. 

Tak hanya itu, kredit UMKM mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 18,08 persen. Adapun, Perry menyatakan berdasarkan data terakhir di bulan Juli, BI melihat kredit dapat tumbuh di atas 10 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper