Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan mempertimbangkan untuk meningkatkan rasio pembagian dividen payout di kisaran 30 persen – 40 persen dari perolehan laba perseroan di tahun buku 2022.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menegaskan kebijakan dividen perseroan akan dilakukan dengan pertimbangkan sesuai dengan kondisi permodalan dan profitabilitas perusahaan.
Novita menyampaikan bahwa selama 2 tahun terakhir, perseroan telah melakukan aksi korporasi dan mengalami perbaikan profitabilitas. Selain itu, kondisi rasio permodalan BNI juga semakin membaik dengan tier 1 perseroan yang dimiliki saat ini berada di level 17 persen dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 19 persen.
“Dengan kondisi ini, kebijakan dividen kami tentunya ada pada kebijakan dividen yang progresif. Jadi ada rencana kami memang menaikkan tingkat dividen payout, kalau tahun lalu di kisaran 25 persen, mungkin ini akan bisa kami review,” ujar jelas Novita di acara Public Expose Live 2022 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) secara virtual, Selasa (13/9/2022).
Berdasarkan catatan Bisnis, BNI memutuskan untuk membagikan dividen tunai tahun buku 2021 kepada pemegang saham sebesar Rp2,72 triliun atau Rp146 per saham. Jumlah ini mencapai 25 persen dari laba bersih perseroan. Saat itu, BNI membukukan laba bersih tahun 2021 sebesar 10,89 triliun, melesat 232,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau tiga kali lipat dari profit di tahun 2020.
Pembagian dividen di tahun buku 2021 mengalami kenaikan hingga 3,3 kali lipat dari dividen 2020 yang sebesar Rp820,1 miliar. Pada tahun buku 2020, BNI membagikan dividen sebesar 25 persen dari laba bersih yang tercatat Rp3,28 triliun dengan nilai dividen Rp44,02 per saham.
“Tentunya naik [dividen payout] tergantung dengan kondisi permodalan dan juga profitabilitas kami. Kami melihat di kisaran 30 persen sampai 40 persen,” tuturnya.
Adapun, sepanjang semester I/2022, BNI mampu membukukan laba bersih sebesar Rp8,8 triliun, tumbuh 75,1 persen yoy. BNI juga mencatatkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) stabil pada kisaran 4,7 persen, kemudian ditopang oleh pencapaian pendapatan non bunga pada yang mencapai Rp7,6 triliun atau naik 11 persen yoy.
Jika menilik tahun pembagian dividen BNI selama 5 tahun terakhir, sejak 2017 hingga 2021, rasio pembagian dividen BBNI berada di rentang 25 persen – 35 persen dari pendapatan bersih perseroan setiap tahunnya.