Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI (BBNI) Batasi Penyaluran Kredit dalam Bentuk Dolar AS

BNI (BBNI) menilai kredit valuta asing (valas) memiliki biaya yang lebih mahal dibandingkan pembiayaan berdenominasi rupiah.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar didampingi jajaran Direksi lainnya memberikan paparan di sela-sela kunjungan BNI ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (11/7/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar didampingi jajaran Direksi lainnya memberikan paparan di sela-sela kunjungan BNI ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (11/7/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI Royke Tumilaar mengatakan perusahaan akan membatasi kredit valas, meskipun likuiditas saat ini sangat cukup.

“Kami batasi dahulu lending US dolar, sedapat mungkin kami arahkan ke rupiah, karena kalau US Dolar cost-nya juga lebih mahal,” kata Royke dalam alam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (27/9/2022).

Royke mengatakan BNI akan berupaya memberikan pinjaman dalam bentuk mata uang rupiah, kecuali jika debitur memiliki kebutuhan ekspor dan membutuhkan pinjaman dalam bentuk valas.

“Sejauh ini pinjaman di luar negeri tidak ada isu, kami masih tidak ada pembatasan dari bank-bank lain,” kata Royke.

Sebelumnya, sumber dana pihak ketiga valuta asing (valas) di perbankan dalam negeri per Agustus 2022 masih mencatatkan pertumbuhan hingga 12,1 persen, dengan nilai Rp1.049,6 triliun. Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar yang dalam kurun waktu 6 bulan bergerak fluktuatif dan cenderung melemah dari Rp14.100 pada Maret 2022 menjadi Rp15.100 pada bulan ini. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan melemahnya rupiah baru akan berdampak signifikan terhadap DPK valas dan permintaan kredit valas apabila terjadi secara berkelanjutan. “Apabila Bank Indonesia segera dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, kembali ke bawah 15.000, DPK dan kredit valas bisa tumbuh didorong oleh tingginya ekspor dan impor,” kata Piter, Senin (26/9/2022).

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan pelemahan rupiah bersifat sementara. Jika kondisi ini terjadi untuk jangka pendek, maka DPK valas dan kredit valas perbankan dalam kondisi aman. Berbeda jika pelemahan rupiah terjadi dalam jangka panjang. 

“Jangka panjang sekitar 3–6 bulan, kalau 2–3 bulan tidak akan berdampak,” kata Amin.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper