Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Bank Syariah Indonesia (BRIS) Raup Potensi Kredit Kendaraan Listrik RI

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menyiapkan strategi guna meraup potensi pasar kredit kendaraan listrik yang diperkirakan terus mengalami peningkatan.
Bank Syariah Indonesia (BSI) melakukan langkah agresif dalam mendorong pertumbuhan pembiayaan otomotif/Istimewa
Bank Syariah Indonesia (BSI) melakukan langkah agresif dalam mendorong pertumbuhan pembiayaan otomotif/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menyiapkan strategi guna meraup potensi pasar kredit kendaraan listrik yang diperkirakan terus mengalami peningkatan.

SEVP Consumer Banking PT Bank Syariah Indonesia Tbk Wawan Setiawan mengatakan bahwa saat ini portofolio BSI di sektor otomotif nilainya masih rendah, yakni Rp2,32 triliun per September 2022. Meski begitu, angkanya bertumbuh pesat 18,07 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Menurutnya, ke depan BSI akan gencar menyasar pasar otomotif, terutama di industri kendaraan listrik. "Kita akan eksplorasi ke pembiayaan consumer. Salah satunya kendaraan listrik," ungkap Wawan dalam webinar pada Kamis (17/11/2022).

Ia mengatakan kendaraan listrik mempunyai potensi pasar yang besar ke depannya. "Ke depan bisa meningkat pesat. Apalagi target net zero emission pemerintah akan menjadikan kendaraan listrik sebagai kendaraan mainstream," katanya.

Menurutnya, berdasarkan data Bloomberg, pangsa pasar kendaraan listrik di dunia hanya mencapai 3 persen saat ini. Namun, pada 2025 bisa mencapai 10 persen. Lalu, pada 2030 mencapai 26 persen. Kemudian, pada 2060 mencapai 60 persen.

Sementara, berdasarkan proyeksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 2030 jumlah mobil listrik akan mencapai 2 juta unit. Kemudian, motor listrik mencapai 13 juta unit.

Untuk itu, perseroan menyiapkan sejumlah strategi dalam menyasar pasar kendaraan listrik tersebut. "Kami akan memanfaatkan nasabah di induk-induk kami yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)," ungkap Wawan.

Perseroan juga melakukan penetrasi ke konsumer di segmen aparatur sipil negara (ASN) hingga badan usaha milik negara (BUMN) . BSI juga menggelar BSI OTO Show untuk menggalakan pembiayaan otomotif secara syariah.

Selain itu, BSI memberikan penawaran yang cocok kepada masyarakat. "Kami juga menawarkan margin yang kompetitif ke pasar," ujarnya.

Meski begitu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa ada sejumlah tantangan yang dihadapi perbankan dalam menyalurkan kredit kendaraan listrik di Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan tantangan itu dihadapi perbankan dalam menyalurkan kredit, baik dari sisi suplai maupun permintaan.

"Dari sisi suplai, bank masih perlu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam menganalisa risiko kredit," ujarnya dalam webinar pada Kamis (17/11/2022).

Kemudian, bank belum punya regulasi internal penyaluran kredit kepada industri kendaraan listrik. "Bank juga masih fokus pada industri eksisting yang potensial," ujarnya.

Sementara, dari sisi demand, industri kendaraan listrik masih terbatas dan lokasinya pada wilayah tertentu saja. "Kemudian, bank belum menemukan mitra yang tepat, dan masih kurangnya informasi tentang kendaraan listrik di Indonesia," ujar Dian.

Untuk itu, menurutnya perlu dukungan setiap stakeholder dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik. Dorongan pembiayaan juga bisa dilakukan baik melalui insentif fiskal maupun non-fiskal.

OJK sendiri telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mendorong pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia. Salah satu kebijakan OJK adalah relaksasi aset tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit kendaraan listrik yang kemudian diperpanjang sampai 31 Desember 2023.

Melalui kebijakan itu, bobot risiko kredit menjadi 50 persen bagi produsen dan konsumsi kendaraan listrik dari sebelumnya 75 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper