Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa aliran modal asing yang keluar atau kabur dari pasar surat berharga negara (SBN) selama periode 20 hingga 23 Februari 2023 mencapai Rp860 miliar
“[Modal asing] jual neto Rp0,86 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,23 triliun di pasar saham,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, yang dikutip pada Sabtu (25/2/2023).
Dengan demikian, bank sentral mencatat bahwa total aliran modal asing yang masuk dan keluar di pasar keuangan Indonesia mencapai Rp0,64 triliun atau Rp640 miliar selama periode perdagangan.
Hal ini melanjutkan tren keluarnya modal asing dari pasar keuangan Indonesia. Pada periode sebelumnya, yakni 13 – 16 Februari lalu, modal asing yang kabur mencapai Rp4,62 triliun baik dari pasar SBN maupun pasar saham.
Sementara itu, berdasarkan setelmen sejak awal Januari hingga 23 Februari 2023, modal asing atau nonresiden yang masuk Indonesia mencapai Rp43,88 triliun di pasar SBN. Jumlah ini menurun dibandingkan periode 16 Februari yang sebesar Rp45,40 triliun.
Pada saat bersamaan, Erwin menyampaikan bahwa terjadi aliran modal keluar dari pasar saham sebesar Rp2,36 triliun atau lebih besar dari periode sebelumnya, yakni Rp1,37 triliun.
Baca Juga
Dia juga melaporkan bahwa premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 93,89 basis poin (bps) per 23 Februari 2023 dari 92,91 bps per 17 Februari 2023.
Di sisi lain, Erwin menjelaskan bahwa hingga 23 Februari 2023, rupiah ditutup pada level Rp15.185 per dolar Amerika Serikat (AS). Adapun imbal hasil atau yield SBN 10 tahun naik ke posisi 6,77 persen, sementara yield US Treasury 10 tahun naik ke 3,877 persen.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Erwin.