Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cara AJB Bumiputera 1912 Hidup di Tengah Kasus Gagal Bayar

AJB Bumiputera 1912 telah bertahun-tahun mengalami krisis. Akan tetapi di sisi lain mereka juga masih memiliki karyawan yang membutuhkan gaji.
Gedung AJB Bumiputera di kawasan elit Sudirman Jakarta. /Bisnis - Himawan L. Nugraha
Gedung AJB Bumiputera di kawasan elit Sudirman Jakarta. /Bisnis - Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 menjadi sorotan sekian lama. Perusahaan asuransi tertua di Indonesia tersebut telah mengalami defisit Rp2,9 triliun pada 31 Desember 1997. 

AJB Bumiputera 1912 juga bertahun-tahun tak bisa membayarkan klaim ke nasabahnya alias gagal bayar. Upaya penyehatan terus dilakukan sejak defisit, tetapi belum ada titik terang. 

Bahkan, pada 31 Desember 2018 Bumiputera mencatat defisit sebesar Rp20 triliun. Setahun kemudian, tunggakan klaim mencapai Rp4,2 triliun dan bertambah seiring risiko klaim sepanjang 2020 senilai Rp5,4 triliun. 

Lalu bagaimana Bumiputera bertahan hidup sampai sekarang, di sisi lain mereka juga masih memiliki karyawan yang membutuhkan gaji? 

Direktur Utama AJB Bumiputera 1913 Irvandi Gustari mengatakan perusahaan selama ini bertahan dengan aset yang dimiliki. 

“Aset finansial, obligasi, deposito masih ada,” kata Irvandi saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2023). 

Tidak hanya itu, Irvandi menyebutkan ada beberapa kewajiban pembayaran yang tertunda. Seperti halnya, iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan. 

“Itu kami juga diberikan kelonggaran [untuk membayar iuran],” imbuhnya. 

Di sisi lain, AJB Bumiputera 1912 juga memiliki beberapa gedung kantor yang disewakan, hotel, dan saham. Kendati demikian, manajemen berencana untuk menjual beberapa aset untuk membayar klaim nasabah tahun ini. 

Mereka tengah mengumpulkan uang Rp2 triliun untuk membayar klaim nasabah dengan penjualan aset tersebut. Rencana tersebut masuk dalam Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) perushaaan yang telah mendapatkan restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Adapun RPK tersebut disetujui oleh OJK setelah diajukan tujuh kali oleh manajemen AJB Bumiputera 1912. 

Beberapa aset yang akan dijual di antaranya Hotel Bumi Surabaya, saham di PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI), tanah di TB Simatupang, joint venture Gedung Wisma, dan Tanah Setiabudi.

Irvandi menjelaskan bahwa okupansi Hotel Bumi Surabaya terbilang lumayan, tetapi masih kurang untuk membayar klaim nasabah. Hal tersebut yang membuat pihaknya memilih untuk melepas aset tersebut. Sementara itu, untuk saham di MREI disebut tidak memberikan dividen selama beberapa tahun. 

“Kami transparan, kami punya saham di Marein, itu tidak ada dividen, jadi kenapa kita punya saham [kalau tidak ada keuntungan],” kata Irvandi. 

Menurut laporan keuangan MREI, AJB Bumiputera 1912 memiliki 14,84 persen saham MREI sampai dengan 30 September 2022. Persentase tersebut setara dengan 76,816,535 (76,81 juta) saham MREI.

Sisa Aset AJB Bumiputera 1912 

Dalam Laporan Keuangan AJB Bumiputera 1912 pada 2021, jumlah aset perusahaan mencapai Rp9,5 triliun yang terdiri dari investasi dan bukan investasi.  

Adapun aset invetasi berupa saham tercatat mencapai Rp353 miliar per 31 Desember 2021. Bangunan dengan Hak Strata atau Tanah dengan bangunan investasi mencapai Rp3,7 triliun.  Sementara itu, aset kas dan bank yang dimiliki AJB Bumiputera yakni Rp38 miliar pada 2021. 

Di sisi lain, jumlah ekuitas yang dimiliki perusahaan mencapai Rp23, 5 triliun pada 2021.  Kemudian, liabilitas yang ditanggung mencapai Rp12,3 triliun, di mana melonjak dari tahun sebelumnya yakni Rp9 triliun pada 2020.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper