Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Home Credit Jaga Level Kredit Bermasalah, Pastikan Nasabah Layak Diberi Pinjaman

Home Credit Indonesia mengantisipasi risiko kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF).
Ilustrasi paylater Home Credit./Istimewa.
Ilustrasi paylater Home Credit./Istimewa.

Bisnis.com, BANDUNG— Home Credit Indonesia mengantisipasi ledakan konsumen usai pandemi Covid-19 karena semakin banyaknya debitur maka risiko kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) meningkat juga ada. 

Dengan demikian, Chief Sales Officer Home Credit Indonesia Dolly Susanto mengatakan pihaknya terus mengantisipasi supaya NPF tetap terjaga di bawah 2 persen. 

“Jadi, harus hati-hati juga pada saat penyaluran kredit, jangan sampai terlalu agresif tetapi kredit [bermasalah] juga naik,” kata Dolly dalam Media Gathering Home Credit di Bandung, Senin (26/6/2023). 

Dolly mengatakan Home Credit Indonesia ingin memberikan pinjaman yang bertanggung jawab. Artinya perusahaan memberikan pinjaman kepada mereka yang benar-benar bisa melunasi kredit tersebut. Hal ini untuk mencegah customer untuk terjerat utang. 

“Kami memastikan customer yang diberikan approval, yang kami kasih itu yang layak. Jangan sampai penerimaan dan pengeluaran tidak seimbang,” tuturnya. 

Tidak hanya itu, Dolly mengatakan pihaknya juga mendukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengedukasi masyarakat, terutama terkait literasi keuangan karena maraknya pinjaman online (pinjol) ilegal.

Home Credit Indonesia juga turut mengedukasi customer melalui agen yang terjun langsung ke lapangan. Hal tersebut membuat masyarakat dapat mengetahui secara pasti pinjamannya. 

“Jadi itu kenapa kami minta datang ke toko, kami percaya bahwa customer mau beli produk. Di sana juga dijejalkan bagaimana cara meminjam, kreditnya berapa, jadi jelas,” katanya. 

Sebagai informasi, Home Credit Indonesia memiliki 6.000 agen yang tersebar di Indonesia. Perusahaan juga telah menyalurkan pembiayaan Rp2,17 triliun pada kuartal I/2023.

Angka tersebut tumbuh sekitar 28 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp1,69 triliun. 

Pembiayaan terbesar perusahaan yakni handphone, komputer, dan laptop dengan komposisi 55 persen, kemudian ada produk elektronik lain mencapai 24 persen. Selain itu, 7 persen furniture dan 13 persen yakni pembiayaan lainnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper