Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah simpanan nasabah kaya atau tajir kian tumbuh subur di sejumlah perbankan, mulai dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) hingga PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN).
Kondisi tersebut terlihat sejalan dengan data distribusi yang disampaikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dari sisi tiering nilai simpanan, nasabah kaya dengan nilai simpanan di atas Rp5 miliar mencatatkan pertumbuhan paling pesat, yaitu naik 6,5 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan tiering nilai simpanan nasabah lainnya.
Tak tanggung-tanggung, nasabah tajir ini didapuk menjadi penyumbang paling besar bagi nilai keseluruhan di bank pada Juni 2023.
"Nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp5 miliar yang mencakup 52,5 persen tehadap total simpanan," tulis LPS dalam laporan terbarunya yang dikutip Bisnis, Selasa (29/8/2023).
Sementara itu, nilai simpanan nasabah Rp2 miliar hingga Rp5 miliar tumbuh 5,4 persen yoy, Rp1 miliar hingga Rp2 miliar tumbuh 4 persen yoy, Rp500 juta hingga Rp1 miliar tumbuh 3,3 persen yoy, dan Rp200 juta hingga Rp500 juta tumbuh 5,1 persen yoy.
Lebih lanjut, simpanan nasabah dengan nilai Rp100 juta hingga Rp200 juta hanya naik 2,6 persen. Terakhir, simpanan nasabah di bawah Rp100 juta hanya tumbuh 3,7 persen yoy.
Baca Juga
Penyebab Kenaikan Nasabah Tajir
Direktur BCA Haryanto T. Budiman mengungkapkan kenaikan simpanan nasabah kaya ini tidaklah datang tiba-tiba. Kondisi tersebut didorong tren orang tua yang mengucurkan dana kepada anaknya untuk dibuatkan rekening.
Tercatat, total nasabah tajir dengan saldo di atas Rp5 miliar mencapai 205 ribu orang per semester I/2023 yang ditopang dari rekening BCA Solitaire dan BCA Prioritas.
EVP Wealth Management BCA Ugahary Yovvy Chandra mengatakan dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen dari nasabah BCA Solitaire berasal dari generasi baby boomer dan Gen X.
"Meski demikian, generasi milenial dan Gen Z menjadi kalangan baru yang mendominasi pertumbuhan nasabah Prioritas BCA," jelasnya.
Tren kenaikan simpanan nasabah kaya juga terjadi di PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN). Di mana, jumlah nasabah dengan nilai simpanan di atas Rp5 miliar terus meningkat secara stabil sekitar 15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy)
Bank Danamon melihat melalui segmen layanan Danamon Privilege, kalangan nasabah di rentang usia 45 tahun ke atas mendominasi dalam penempatan dana minimal Rp500 juta.
Consumer Funding & Wealth Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Ivan Jaya tak menampik kelompok dengan rentang usia 35-45 tahun juga jumlahnya tak kalah banyak.
Bisnis Wealth Management
Dia mengatakan bisnis wealth management Bank Danamon membukukan tren positif. Total dana kelolaan produk reksadana dan obligasi meningkat hampir 300 persen di akhir 2022 dibandingkan posisi akhir 2019.
Sementara itu, per akhir Juni 2023, dana kelolaan produk reksadana dan obligasi masih dalam tren positif dengan kenaikan Asset Under Management untuk produk-produk investasi ini naik 30 persen secara year on year. Hal ini ditopang oleh peningkatan penetrasi nasabah Privilege di produk wealth management seperti Reksa Dana dan Obligasi.
Nasabah-nasabah ini berkontribusi sebesar sekitar 20 persen terhadap total DPK Danamon, yang pertumbuhannya akhir semester pertama 2023 terjaga dengan total DPK mencapai Rp 127 trilliun.
Di sisi lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan per Juli 2023 jumlah nasabah Mandiri Prioritas dan Mandiri Private telah mencapai hampir 60.000 nasabah yang didominasi oleh usia di atas 50 tahun.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyampaikan pertumbuhan dana kelolaan diperkirakan masih mampu tumbuh di atas 10 persen.