Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Aksi Korporasi Bank milik Taipan RI Tahir (MAYA) dan Hary Tanoe (BABP)

Dua bank milik taipan Dato' Sri Tahir dan Hary Tanoesoedibjo, yaitu Bank Mayapada (MAYA) dan Bank MNC (BABP) siap melaksanakan aksi korporasi tahun ini.
Ilustrasi bank. /Freepik
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Dua bank yang dimiliki taipan, yaitu PT Bank Mayapada Tbk. (MAYA) dan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) siap melaksanakan aksi korporasi rights issue.

Sebagaimana diketahui, Bank Mayapada dimiliki oleh konglomerat Dato' Sri Tahir, sedangkan Hary Tanoesoedibjo menjadi pemilik MNC Bank. Keduanya telah mengumumkan aksi korporasi berupa penerbitan saham baru atau rights issue.

Bank Mayapada bakal menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) pada tahun ini sebanyak 27 miliar saham. MAYA sebelumnya telah memperoleh persetujuan untuk aksi korporasi ini pada RUPSLB yang diselenggarakan pada 29 November 2022.

Saat itu, perseroan mendapatkan restu untuk menjalankan rights issue sebanyak 20 miliar lembar saham biasa atas nama Seri B dengan nilai nominal per saham senilai Rp100.

"Akan tetapi, karena mempertimbangkan kondisi pasar saat ini dan rencana peningkatan jumlah emisi saham, maka Direksi dan Dewan Komisaris perseroan memandang bahwa keputusan RUPSLB 29 November 2022 perlu disesuaikan," tulis Manajemen Bank Mayapada dalam keterbukaan informasi pada Kamis (24/8/2023). 

Untuk itu, Bank Mayapada mengajukan kembali rencana rights issue dalam RUPSLB pada Oktober nanti. Jumlah rights issue pun disesuaikan menjadi 27 miliar saham Seri B dengan nilai nominal per saham sebesar Rp100 atau dengan total nominal sebanyak-banyaknya sebesar Rp2,7 triliun. 

"Persetujuan [rights issue] ini nantinya akan menjadi pengganti Keputusan RUPSLB 29 November 2022," tulis Manajemen Bank Mayapada. 

Bank Mayapada menggelar rights issue untuk memperkuat struktur permodalannya. Dengan modal yang tebal, MAYA dinilai dapat menambah kemampuannya untuk meningkatkan kegiatan usaha, kinerja, serta daya saing di industri.

Per 30 Juni 2023 rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Mayapada terpantau menipis, dari 13,60 persen pada Juni 2022 menjadi 11,42 persen. Modal inti Bank Mayapada juga mengalami penurunan pada periode yang sama, yaitu Rp12,15 triliun per Juni 2022 menjadi Rp11,55 triliun per Juni 2023.

Dengan meningkatnya kinerja dan daya saing, diharapkan pula Bank Mayapada dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh pemegang sahamnya. 

Selain itu, rights issue dapat memberikan pengaruh kepada pemegang saham yang tidak melaksanakan rights issue, di mana kepemilikannya akan terdilusi. Bank Mayapada saat ini dikendalikan oleh taipan Dato Sri Tahir melalui PT Mayapada Karunia Corporation dengan porsi kepemilikan 29,89 persen dan PT Mayapada Kasih Corporation dengan porsi kepemilikan 4,77 persen. 

Tahir menggenggam kepemilikan MAYA atas nama pribadi dengan porsi kepemilikan 4,79 persen. Pada akhir Juni 2023 lalu, Tahir juga telah merealisasikan komitmen penguatan modalnya dengan melakukan tambahan setoran modal sejumlah Rp3 triliun. 

Sementara itu, Bank MNC berencana melaksanakan rights issue untuk mempertebal modal sebanyak 13,5 miliar saham seri B atau 28,57 persen dari modal disetor. Nilai nominal rights issue BABP yaitu Rp50 per saham.

Aksi ini akan dilaksanakan segera setelah memperoleh persetujuan dari RUPSLB pada 19 Oktober 2023. Manajemen Bank MNC menjelaskan seluruh dana yang diperoleh dari rights issue, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan seluruhnya digunakan untuk pemberian kredit dengan tetap memperhatikan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM).

Rasio kecukupan modal Bank MNC terpantau masih tebal pada 30 Juni 2023, yaitu sebesar 30,94 persen dari 21,06 persen pada Juni 2022. Sementara, modal inti BABP juga mengalami kenaikan dari Rp2,05 triliun per Juni 2022 menjadi Rp3,34 triliun per Juni 2023.

Setelah rights issue, permodalan bank pun diperkirakan menebal. Jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan sebelum pelaksanaan rights issue adalah 33.759.163.229 (33,7 miliar) saham yang terdiri dari 22.052.950.928 (22,05 miliar) saham seri A dan 11.706.212.301 (11,7 miliar) saham seri B. 

Kemudian, setelah rights issue, jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan meningkat menjadi sebanyak-banyaknya 47.262.828.521 (47,26 miliar) saham yang terdiri dari 22.052.950.928 (22,05 miliar) saham seri A dan 25.209.877.593 (25,2 miliar) saham seri B.

"Dengan adanya sejumlah saham baru yang diterbitkan dalam rangka PMHMETD, bagi pemegang saham perseroan yang tidak ikut berpartisipasi akan mengalami penurunan atau dilusi kepemilikan saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan," tulis Manajemen Bank MNC di keterbukaan pada Rabu (13/9/2023).

Di tengah rencana rights issue, Bank MNC dikabarkan akan merger dengan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady. Bank MNC dan Bank Nobu awalnya direncanakan merger pada Agustus 2023. Namun, aksi korporasi itu kemudian molor. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan pengawas perbankan di OJK saat ini terus melakukan monitoring atas progres merger kedua bank. 

"Pada saat ini saya mendengar, saat ini adalah saat-saat yang kritikal," kata Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK pada pekan lalu (5/9/2023). 

Dia mengatakan kedua bank sedang dalam tahap pembicaraan kepemilikan saham. "Mungkin saja ada komplikasi teknis, tapi ini tidak ada sama sekali rencana untuk membatalkan. Ini sedang dilakukan akselerasi teknis di lapangan baik legal, evaluasi dan lainnya," ujar Dian. 

Meski begitu, Dian memastikan kedua belah pihak sudah menyatakan komitmennya dalam menjalankan merger tersebut. Menurutnya rencana merger kedua bank merupakan wujud komitmen dari pemegang saham secara business to business (BtB) dalam rangka mendukung konsolidasi serta penguatan industri perbankan.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper