Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Asuransi Jiwa Bicara Nasib Pelaku Usaha Bermodal Cekak

Asosiasi dan OJK terus berunding mengenai jalan tengah bagi pelaku usaha bermodal cekak untuk memenuhi rencana perubahan ketentuan.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkap sejumlah konsep yang digulirkan para asosiasi asuransi agar pelaku usaha yang belum memenuhi permodalan masih tetap dapat beroperasi. Hal itu mengingat permodalan yang disyaratkan regulator cukup tinggi.

Perlu diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana menaikkan batas ekuitas modal minimum perusahaan asuransi secara bertahap dari semula Rp100 miliar menjadi menjadi Rp500 miliar pada 2026 dan kembali naik Rp1 triliun pada 2028.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menyampaikan OJK selaku regulator selalu memberikan solusi agar perusahaan asuransi yang cekak modal tetap bisa beroperasi. Hingga kini diskursus mengenai jalan tengah bagi perusahaan asuransi bermodal cekak itu, masih terus berlangsung.

“Bagaimana dengan perusahaan yang masih butuh waktu? Ini yang terus didiskusikan dan OJK juga peduli. Jadi kami juga berterima kasih pada OJK, selalu ada solusinya. Jadi mereka akan tetap ada,” kata Budi saat ditemui di Jakarta, dikutip Minggu (29/10/2023).

Budi menuturkan ada beberapa konsep yang ditawarkan kepada perusahaan asuransi yang belum memenuhi permodalan.

“Berdasarkan diskusi-diskusi, boleh enggak kalau [perusahaan asuransi] yang belum memenuhi [permodalan] dibatasi sampai dengan uang pertanggungan tertentu, atau dibatasi lini usaha bisnis, atau dibatasi wilayahnya. Macam-macam konsepnya,” ungkapnya.

Menurut Budi, sejumlah konsep ini menunjukkan kehadiran OJK yang tidak menginginkan perusahaan asuransi tumbang. Hal ini mengingat penetrasi asuransi yang masih rendah.

“Tapi yang diinginkan sama-sama adalah ayo jadi pemain yang besar, supaya bisa mengambil porsi yang lebih dari penetrasi yang belum kita jangkau,” imbuhnya.

Selain itu, AAJI juga menyebut rencana pengelompokan perusahaan asuransi berdasarkan permodalan merupakan hasil diskusi bersama antara OJK dan asosiasi. Budi menyampaikan ketika ada suatu wacana atau konsep baru, OJK selalu mengajak asosiasi untuk ikut berdiskusi.

Budi mengatakan AAJI memandang dan memahami bahwa industri asuransi perlu dibawa ke tingkat berikutnya. Namun, untuk mencapai tingkat tersebut, perusahaan asuransi membutuhkan permodalan agar memiliki sistem yang lebih canggih.

Bagi perusahaan asuransi jiwa, Budi menyampaikan sebagian besar dari perusahaan yang berada di bawah AAJI sudah memenuhi ketentuan permodalan sebelum peraturan ini akan muncul.

“Cukup banyak perusahaan asuransi jiwa yang saat ini sudah di atas Rp1 triliun. Rasanya jumlah perusahaan asuransi jiwa yang modalnya masih di sekitar Rp100 miliar itu ada, tapi sudah nggak terlalu banyak,” ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper