Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Kredit Macet, Fintech P2P Lending Masih Potensial Didanai?

Perusahaan modal ventura melihat financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending masih menjadi sektor yang diminati oleh investor.
Pegawai mencari informasi tentang pinjaman online atau pinjol di salah satu perkantoran, Jakarta, Senin (14/8/2023). - Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mencari informasi tentang pinjaman online atau pinjol di salah satu perkantoran, Jakarta, Senin (14/8/2023). - Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan modal ventura melihat financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending masih menjadi sektor yang diminati oleh investor. Meskipun belakangan industri tersebut dibayangi kasus kredit macet di atas 5%, yang menunjukkan tingginya tingkat kelalaian penyelesaian kewajiban kepada lender. 

Beberapa kasus yang menjadi sorotan antara lain TaniFund yang memiliki rasio tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) 63,93% per 17 Januari 2023. Berikutnya ada Investree dengan TWP90 12,58% dan iGrow yang hanya 46,56%. 

Chief Executive Officer (CEO) PT BNI Modal Ventura (BNI Ventures) Eddi Danusaputro misalnya, melihat industri P2P lending masih diminati lantaran platform tersebut menyasar borrower tertentu, yang biasanya di bawah radar lembaga keuangan besar. 

“P2P lending juga memiliki potensi memberikan imbal hasil relatif tinggi kepada lender,” kata Eddi kepada Bisnis, Rabu (17/1/2024). 

Namun demikian sebagai langkah mitigasi, Eddi menyarankan bagi P2P lending untuk tetap memperkuat manajemen risikonya. Termasuk memperkuat analisis credit scoring untuk lebih teliti menilai kelayakan borrower dalam memperoleh pinjaman. 

Hal tersebut untuk mencegah terjadinya potensi kredit macet dan gagal bayar terhadap lender. Selain itu proses penagihan juga perlu diperhatikan sesuai ketentuan yang berlaku. Terkait pendanaan, BNI Ventures sendiri belum memiliki investasi pada platform P2P lending. Ke depan, Eddi mengungkap adanya kemungkinan menyuntikan dana pada industri tersebut, meskipun masih menimbang-nimbang. 

“Namun tentunya kami akan lebih selektif alias cari yang sudah profit atau ada path to profitability,” ungkapnya. 

Senada CEO PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) Ronald Simorangkir mengaku pihaknya juga akan lebih selektif untuk melakukan investasi, termasuk terhadap fintech P2P lending. 

Untuk saat ini, anak usaha Bank Mandiri tersebut sudah memiliki empat platform P2P lending dalam portfolionya yakni Investree, Crowde, KoinWorks, dan Amartha. 

“Kami enggak menutup kemungkinan menambah lagi [portofolio P2P lending] ya, tetapi kami lebih selektif melihat P2P lending ini. Lebih selektif karena lagi-lagi risk managementnya itu harus setara. Bank itu kan melihat menerapkan manajemen risiko, artinya kalau bank itu memang sangat strict ya risk parameternya,” kata Ronald ditemui usai Media Outlook MCI di Jakarta, Rabu (17/1/2023).

Selain melihat manajemen risiko P2P lending yang dapat diterima oleh Bank Mandiri, Ronald mengatakan perusahaan juga melihat target market platform yang  spesifik apakah konsumtif atau produktif. Berdasarkan media outlook MCI, pada beberapa sektor yang menjadi perhatian MCI di antaranya yakni startup pertanian, budidaya perikanan, industri manufaktur, energi terbarukan, perdagangan karbon, Artificial Intelligence (AI), keamanan siber, dan kesehatan digital. 

Dari sisi asosiasi, Wakil Ketua Bidang 3 Asosiasi Modal Ventura dan Start-Up Indonesia (Amvesindo) Chris Saragih mengatakan industri P2P lending masih memiliki potensi ke depan. Terutama apabila dikelola dengan baik serta sudah menghasilkan pendapatan dan laba. 

“Untuk sektornya produktif atau konsumtif, bergantung pada risk appetite nya masing-masing investor,” ungkap Chris saat dihubungi Bisnis, Rabu (17/1/2024). 

Untuk tetap dilirik, Chris mengatakan bahwa P2P lending perlu memperhatikan proses dan manajemen risiko serta tentunya fokus untuk menghasilkan pendapatan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper