Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan membuka ruang penurunan suku bunga acuannya pada 2024. Dengan turunnya suku bunga acuan, kinerja bank pun diperkirakan akan terdampak.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan penurunan suku bunga akan berdampak positif pada bisnis bank, terutama untuk bank-bank yang aktif dalam menyalurkan kredit.
"Yang terdorong tentu dari sisi penyaluran kredit, semoga kondisi ekonomi juga mendukung terutama bila melihat gejolak geopolitik yang kembali meningkat di Timur Tengah," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (22/1/2024).
Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah juga mengatakan suku bunga acuan yang melandai akan memberikan dampak positif bagi kinerja bank pada 2024. "Kredit akan tumbuh dan biaya dana lebih murah," ujarnya.
Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB (BJBR) Yuddy Renaldi mengatakan khusus bagi bank pembangunan daerah (BPD) seperti Bank BJB, landainya suku bunga acuan pada 2024 memberikan harapan akan perbaikan kinerja.
"Kinerja BPD di tahun ini khususnya saya melihat akan tumbuh dengan baik, apalagi diproyeksikan suku bunga akan menurun pada semester kedua tahun ini sehingga akan mengurangi tekanan biaya dana sekaligus mengurangi risiko pemburukan kualitas kredit," ujarnya.
Baca Juga
Bank-bank pun memproyeksikan pertumbuhan kredit yang moncer pada 2024. Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) Taswin Zakaria mengatakan Maybank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan penyaluran kredit dobel digit pada 2024.
"Untuk pertumbuhan ke depan kita lihat juga dari alokasi APBN [anggaran pendapatan dan belanja negara] pada 2024 untuk infrastruktur cukup besar. Mudah-mudahan itu bisa menggerakkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang lain," katanya setelah acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 pada akhir tahun lalu (29/11/2023).
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) Nixon L.P. Napitupulu mengatakan BTN memproyeksikan kinerja kredit tahun ini moncer, terutama kredit pemilikan rumah (KPR) yang menjadi andalan.
"BTN masih ke KPR, kita enggak ke mana-mana. KPR subsidi masih tumbuh, KPR nonsubsidi makin tumbuh," ujarnya.
Adapun, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) menargetkan penyaluran pembiayaan bisa tumbuh hingga 18% pada 2024.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi memperkirakan pembiayaan syariah akan moncer pada 2024. "Konsisten pembiayaan dobel digit, di kisaran 16% sampai 18%. Jadi, ini akan kita jaga di 2024," ujarnya dalam acara Peluncuran Kerja Sama Mandiri Sekuritas X Bank Syariah Indonesia pada beberapa pekan lalu (9/1/2024).