Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geliat Bank Jaring Dana Non-DPK saat Simpanan Nasabah Loyo

Sumber dana nonDPK meningkat 5,38% secara tahunan pada Februari 2024 saat simpanan nasabah dalam tren melambat.
Ilustrasi simpanan di bank. /Freepik
Ilustrasi simpanan di bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan tercatat masih bergeliat menghimpun dana non-dana pihak ketiga (DPK) pada awal tahun ini di tengah lesunya raupan simpanan nasabah.

Berdasarkan laporan Indikator Pasar Keuangan yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru-baru ini, sumber dana nonDPK meningkat 5,38% secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari 2024 menjadi Rp582,63 triliun. 

Kenaikan pendanaan non-DPK terutama dikontribusi oleh kenaikan pada pinjaman atau pembiayaan yang diterima perbankan senilai Rp25,29 triliun. Kemudian, terdapat raupan dana dari kewajiban bank lain sebesar Rp11,88 triliun. 

"Perkembangan ini sejalan dengan strategi bank dalam melakukan diversifikasi sumber likuiditas," tulis LPS dalam laporannya pada Senin (22/4/2024).

Akses sumber pendanaan non-DPK ini dinilai menjadi salah satu sumber pemenuhan kesenjangan pendanaan atau funding gap di tengah pertumbuhan DPK yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit.

"Peningkatan likuiditas untuk ekspansi penyaluran kredit secara bertahap potensial mendorong peningkatan kebutuhan pendanaan nonDPK perbankan," tulis LPS.

Meski begitu, LPS menilai likuiditas perbankan masih relatif memadai saat ini dan potensi selisih biaya dana menyebabkan pemanfaatan dana nonDPK belum optimal. 

Pendanaan nonDPK potensial lebih dominan digunakan oleh bank skala menengah dan atas untuk memperbaiki struktur pendanaan jangka panjang. Adapun, volatilitas pasar keuangan dan belum turunnya suku bunga kebijakan global potensial mempengaruhi appetite bank dalam mengakses sumber pendanaan nonDPK. 

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo juga telah mengatakan terdapat funding gap di perbankan. Penyaluran kredit tumbuh pesat 11,28% pada Februari 2024, sementara DPK tumbuh 5,4%.

Dalam menyikapi funding gap agar tetap menjaga kapasitas penyaluran kredit, bank-bank menempuh dua strategi utama. "Realokasi alat likuid dari surat-surat berharga dan penguatan pendanaan non-DPK," ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada beberapa waktu lalu.

Dengan begitu, bank pun bisa menjaga kondisi likuiditasnya. "Pengelolaan likuiditas perbankan juga semakin baik, sejalan dengan tingginya penempatan perbankan pada surat berharga yang tergolong likuid," kata Perry.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper