Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat Bank Digital Kelola Risiko saat Salurkan Kredit Lewat Pinjol

Sejumlah bank digital masih mengandalkan skema channeling melalui platform fintech lending atau pinjaman online (pinjol) untuk menyalurkan kredit.
Ilustrasi fintech. /Freepik
Ilustrasi fintech. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank digital masih mengandalkan skema channeling melalui platform fintech lending atau pinjaman online (pinjol) untuk menyalurkan kredit. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengingatkan adanya risiko dalam penyaluran kredit dengan skema tersebut.

Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) Anton Hermawan menyatakan bahwa Krom Bank akan menggunakan skema channeling. Bank digital milik PT Finacel Teknologi Indonesia atau Kredivo Group ini menjajaki berbagai mitra channeling, termasuk pinjol.

Krom Bank menargetkan segmen kredit seperti buy now pay later (paylater) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, Krom Bank menyadari risiko yang ada dalam penyaluran kredit dengan skema channeling tersebut.

“Kami tetap menggunakan prinsip kehati-hatian. Dalam memilih partner, kami melihat rekam jejak, performa, dan cara mitigasi risiko,” ujar Anton.

PT Bank Jago Tbk. (ARTO) juga menggunakan skema channeling. Laporan keuangan tahunan 2022 menunjukkan Bank Jago telah bekerja sama dengan 38 mitra, termasuk penyelenggara pinjol seperti AdaKami, Kredit Pintar, dan Atome.

Head of Sustainability & Digital Lending Bank Jago, Andy Djiwandono, menyatakan Bank Jago menerapkan manajemen risiko ketat dalam skema channeling. Pemilihan mitra fintech lending yang tepat adalah kunci menjaga kualitas penyaluran kredit.

“Kami menambahkan mitra fintech lending baru dengan selektif. Dalam dua tahun pertama, penambahan mitra mungkin cepat, tapi tahun 2023 lebih pelan dan selektif,” ujarnya.

PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) juga memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam kerja sama dengan fintech lending. "Jika kredit dengan skema channeling tidak baik, kami tolak," kata Senior Vice President Finance Amar Bank, David Wirawan.

Amar Bank pernah bekerja sama dengan Investree Indonesia, namun kini kerjasama tersebut dihentikan. Meski begitu, induk Investree Indonesia, Investree Singapore Pte Ltd, masih menjadi pemegang saham AMAR.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan kerjasama channeling kredit dengan fintech adalah strategi untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan. Namun, Dian mengingatkan bank untuk berhati-hati dalam skema channeling.

“Bank harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan asas pemberian kredit atau pembiayaan yang sehat,” ujar Dian dalam jawaban tertulis.

Bank harus memastikan kerjasama channeling kredit memperhatikan izin usaha, kelayakan fintech lending, kepatuhan terhadap regulasi perlindungan konsumen, dan penilaian risiko yang memadai. Untuk mengantisipasi risiko gagal bayar, OJK meminta bank memiliki mitigasi risiko yang memadai dan menerapkan prinsip kehati-hatian sejak awal kemitraan.

Seiring peringatan OJK, industri pinjol mengalami peningkatan rasio kredit bermasalah. Tingkat wanprestasi (TWP) 90 industri fintech lending per Mei 2024 mencapai 2,91%, naik dari April 2024 sebesar 2,79%. OJK juga melaporkan bahwa hingga Mei 2024, terdapat 15 platform pinjol dengan TWP 90 di atas 5%.

Berdasarkan POJK 10/2022, TWP 90 dihitung dari outstanding pendanaan yang wanprestasi di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo atau termasuk pendanaan macet. Saat ini terdapat 100 penyelenggara fintech lending berizin dan diawasi OJK.

Menurut penelusuran Bisnis, beberapa fintech lending memiliki TWP 90 di atas 5%. PT iGrow Resources Indonesia mencatatkan TWP90 sebesar 46,56%, PT Trust Teknologi Finansial atau TrustIQ memiliki TWP90 23,12%, dan PT Investree Radhika Jaya atau Investree mencatatkan TWP90 sebesar 16,44%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper