Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bye Dolar! Transaksi LCT RI-China Sentuh Rp75,6 Triliun per Semester I/2024

Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi menggunakan mata uang lokal LCT anatara RI-China tembus US$4,7 miliar per semester I/2024.
Ilustrasi local currency transaction atau LCT. Dok Freepik
Ilustrasi local currency transaction atau LCT. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction/LCT (dulu local currency settelment/LCS) Indonesia dengan China telah mencapai US$4,7 miliar sepanjang semester I/2024 atau setara dengan Rp75,6 triliun (asumsi kurs Rp16.100 pers dolar AS). 

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan tren LCT semakin meningkat dengan China dalam dua bulan terakhir, meski ekonomi China tengah dihadapkan pada masalah properti. 

"Kumulatif dari Januari sampai Juni itu mencapai US$4,7 miliar dan naik sebesar 45,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dimana baru mencapai US$3,22 miliar," ungkapnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (17/7/2024). 

Khusus sepanjang Juni 2024 saja, transaksi LCT Indonesia dan China tercatat senilai US$887,43 juta atau naik 80,6% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). 

Dari sisi jumlah pelaku usaha, Destry menyampaikan tidak banyak mengalami penambahan dan berada di sekitar 4.379 pelaku usaha. 

"China ini cepat sekali pertembuhannya, dimana untuk bulan Juni mereka transaksinya mencapai 42,9% dari total transaksi LCS kita," lanjut Destry. 

Destry menilai langkah Indonesia menerapkan LCT menjadi ampuh dalam rangka upaya pendalaman pasar keuangan Indonesia. 

Pasalnya, Local Currency Settlement (LCS) yang kini bernama LCT, merupakan penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara di mana setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing.

Bukan hanya untuk itu, kini LCT juga untuk transaksi pembayaran lintas batas (cross border payment) dan transaksi di pasar keuangan. 

"Jadi, diverfikasi mata uang dan juga dalam rangka pendalaman pasar keuangan kita, ini nampaknya mulai menunjukkan hasil yang positif melalui strategi LCT untuk perdagangan dan investasi kita," ujarnya. 

Di sisi lain, khusus untuk LCT dalam bentuk Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS pada kuartal II/2024 mampu tumbuh 225,54% secara tahunan (yoy).

Sejalan dengan peningkatan transaksi, jumlah pengguna QRIS mencapai 50,50 juta konsumen dan jumlah merchant 32,71 juta pedagang.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper