Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTPN Syariah (BTPS) Cetak Laba Bersih Rp552 Miliar pada Semester I/2024

PT Bank BTPN Syariah (BTPS) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp552 miliar pada semester pertama 2024.
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad sedang berbincang dengan sejumlah perajin kain Tapis yang menjadi binaannya di Dusun Simbaretno, Desa Tanjungrejo, Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Rabu (24/7/2024)/Bisnis-Gajah Kusumo
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad sedang berbincang dengan sejumlah perajin kain Tapis yang menjadi binaannya di Dusun Simbaretno, Desa Tanjungrejo, Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, Rabu (24/7/2024)/Bisnis-Gajah Kusumo

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) mencetak laba bersih Rp522 miliar pada semester I/2024 ditopang oleh penyaluran pembiayaan sebesar Rp10,44 triliun.

Pada saat bersamaan, satu-satunya emiten bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi atau mereka yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable) juga berhasil menjaga rasio-rasio keuangan tetap kuat, diantaranya return on asset (ROA) yang terjaga sebesar 6,6% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 50,1%.

Berdasarkan data Statistik Perbankan OJK, tingkat pengembalian aset atau ROA perbankan (bank umum) pada periode Mei 2024 sebesar 2,56%, dari posisi pada akhir 2023 sebesar 2,74%. Adapun, rasio pemenuhan kecukupan modal minimum perbankan (bank umum) pada Mei 2024 tercatat sebesar 26,17%, dari posisi 27,65% pada Desember 2023.

Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad menyatakan BTPS lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan demi menjaga kualitas bisnis BTPN Syariah, yang ditunjukkan dengan rasio-rasio keuangan yang yang sehat, seperti return on asset dan rasio kecukupan modal.

“Kinerja BTPN Syariah tetap terjaga terlihat dari rasio-rasio keuangan yang sehat, yang memberikan kesempatan BTPN Syariah untuk terus bertumbuh di masa-masa mendatang. Kami bersyukur bahwa selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian bisa menjaga kinerja bank saat ini, yang lebih dari satu dekade kami bangun,“ ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/7/2024) malam.

Fachmy menambahkan BTPN Syariah terus berupaya untuk memperkuat kualitas pembiayaannya dengan membangun solidaritas bagi nasabah inklusi.

Selain itu, sebagai bagian untuk mewujudkan niat baik nasabah lebih cepat, katanya, BTPN Syariah juga memberikan apresiasi terhadap kumpulan ibu-ibu nasabah pembiayaan ultra mikro yang telah menunjukkan solidaritas yang kuat dalam membangun perilaku unggul berani berusaha, disiplin, kerja keras, dan saling bantu (BDKS).

“Ini adalah mimpi nasabah yang diwujudkan BTPN Syariah dengan Bersama Berkumpul di Pertemuan Rumah Nasabah, Akhirnya Bersama Beribadah di Depan Ka’bah,” tambahnya.

BTPN Syariah, sebagai satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable) menjadikan perempuan sebagai target utama pemberdayaan.

Dalam memberdayakan masyarakat inklusi, BTPN Syariah tetap menjalankan fungsinya sebagai bank dengan menghimpun dana dari keluarga sejahtera dan kemudian disalurkan sepenuhnya untuk segmen kredit ultra mikro.

Dengan demikian, Bank membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk bersama-sama memberdayakan umat.

Dengan fokus bisnis tersebut, BTPN Syariah ikut memberdayakan masyarakat inklusi Indonesia. Hasil survei Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) terhadap sebagian nasabah BTPN Syariah secara sampling dan pemantauan internal BTPN Syariah terhadap setiap nasabah menemukan bahwa nasabah yang mengalami kemiskinan ekstrem terus menurun dan jumlah keluarga dengan anak bersekolah meningkat.

Waliyah, salah satu koordinator kelompok perajin kain Tapis yang dibentuk BTPN Syariah di Dusun Simbaretno, Desa Tanjungrejo, Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, dan menjadi nasabah BTPN Syariah sejak 2016 dengan mengambil kredit Rp2 juta, kini telah menjadi pengepul kain Tapis serta berhasil memiliki warung kebutuhan pokok.

"Awalnya saya hanya pinjam Rp2 juta di BTPN Syariah untuk membuat kain Tapis untuk dijual kembali dan hasilnya diputar kembali. Lalu selesai, pinjaman saya naik jadi Rp5 juta dan kemudian pada 2019 saya pinjam Rp10 juta untuk mengembangkan kain tapis dan bikin rumah warung sampai sekarang ini," jelasnya, Rabu (24/7/2024).

BTPN Syariah, yang didirikan pada 2010 sebagai Unit Usaha Syariah BTPN dan kemudian resmi menyandang nama PT Bank BTPN Syariah Tbk. pada 4 Juni 2020, masuk dalam KBMI 2 (bank dengan modal inti di atas Rp6 triliun) pada Oktober 2021.

Saat ini, BTPN Syariah, emiten yang memiliki kode saham BTPS, memiliki lebih dari 14 ribu karyawan (96% perempuan dan 51% lulusan SMA) yang telah melayani 7 juta nasabah dengan 3,9 juta nasabah aktif di 260 ribu komunitas yang berada di 2.600 kecamatan di 26 provinsi Indonesia.

Pada semester I/2023, laba bersih BTPS tercatat sebesar Rp752,5 miliar dengan pendapatan sebesar Rp2,83 triliun. 

BTPS, salah satu emiten bank syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini mengantongi peringkat AAA (idn) Fitch dengan prospek stabil, dikonfirmasi Maret 2024.

Pada penutupan perdagangan Jumat (26/7/2024), harga saham BTPS menghijau 2,7% ke posisi harga Rp1.140 dengan kapitalisasi pasar Rp8,78 triliun.

------------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper