Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Estimasi BUMN SMF Terhadap Bisnis KPR Setelah Bank Indonesia Pangkas BI Rate

Sarana Multigriya Finansial (SMF) berharap penurunan BI Rate dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Warga melintas di dekat logo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) di Jakarta, Kamis (20/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga melintas di dekat logo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) di Jakarta, Kamis (20/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) berharap penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pasalnya, penurunan suku bunga acuan biasanya diikuti dengan pemangkasan bunga kredit oleh perbankan. Kondisi pemangkasan ini diharapkan memberi masyarakat kemampuan sedikit lebih tinggi karena cicilan utang berkurang.  

Direktur Keuangan & Operasional SMF Bonai Subiakto menjelaskan akan terdapat gap waktu antara turunnya BI Rate dengan turunnya suku bunga KPR. Meski demikian, pada akhirnya dia berharap turunnya BI Rate dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses pembiayaan perumahan. 

"SMF tentu akan mendukung penguatan likuiditas lembaga keuangan penyalur KPR melalui pembiayaan dan sekuritisasi agar lembaga keuangan penyalur KPR dapat memiliki dana jangka panjang dalam pemenuhan penyaluran KPR bagi masyarakat," kata Bonai kepada Bisnis, Rabu (25/9/2024).

Adapun SMF sampai Juni 2024 telah menyalurkan subsidi Kredit Pembiayaan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) sebesar Rp2,42 triliun, atau setara 60.258 unit rumah.

Sementara dalam hal pendanaan, Bonai menjelaskan pendanaan utama SMF bersumber dari capital market melalui surat utang atau sukuk. Jadwal penerbitannya sendiri akan disesuaikan dengan kebutuhan dan tren imbal hasil obligasi pemerintah. 

Sampai dengan semester I 2024, SMF telah melakukan penerbitan obligasi sebanyak enam kali dengan nominal Rp7,68 triliun, termasuk dua kali penerbitan social bonds untuk pendanaan KPR FLPP senilai Rp3,5 triliun. 

"Ke depannya, PT SMF memiliki rencana untuk menerbitkan surat utang atau sukuk, baik yang konvensional maupun yang berwawasan sosial, dengan tetap memperhatikan tren dan kondisi suku bunga di pasar," kata Bonai.

Bonai bilang, salah satu pertimbangan utama penerbitan obligasi adalah untuk mendukung pertumbuhan target penyaluran pembiayaan oleh SMF, khususnya dalam konteks mendukung penyediaan, kepemilikan, dan keterhunian rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat. 

"Dengan menerbitkan obligasi, perusahaan dapat memperoleh akses ke modal yang lebih besar dengan biaya bunga yang lebih kompetitif dibandingkan fasilitas perbankan, sehingga lebih efisien dalam mendukung program-program pembiayaan yang dijalankan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper