Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Ungkap Tiga Hal Penting untuk Perbaikan Asuransi Kredit

OJK mengatakan bahwa perusahaan asuransi penyelenggara asuransi kredit harus memastikan kecukupan preminya.
Foto multiple exposure warga beraktivitas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Minggu (31/12/2023). Arief Hermawan P
Foto multiple exposure warga beraktivitas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Minggu (31/12/2023). Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA— Asuransi kredit merupakan salah satu lini bisnis potensial di industri asuransi umum. Asuransi kredit masuk dalam tiga besar pendapatan premi terbanyak selain asuransi properti dan kendaraan. 

Pada semester I/2024, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat premi asuransi kredit mencapai sebanyak Rp10,58 triliun yang mana naik 26% secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya Rp8,4 triliun. Sementara asuransi properti dan kendaraan masing-masing Rp16,66 triliun dan Rp10,03 triliun. 

Namun demikian, performa asuransi kredit mengalami tekanan beberapa tahun terakhir karena kenaikan klaim yang signifikan. Bahkan pada paruh pertama tahun ini juga masih terdapat peningkatan, di mana klaimnya mencapai Rp8,3 triliun yang mana naik 35,4% dari sebelumnya Rp6,13 triliun.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap bahwa ada tiga hal penting dalam perbaikan asuransi kredit. Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Iwan Pasila mengatakan bahwa perusahaan asuransi penyelenggara asuransi kredit harus memastikan kecukupan preminya. Menurutnya perusahaan harus mengkaji rasio kecukupan premi supaya tidak lebih rendah ketimbang tingkat kemampuan bayar debitur. 

“Kalau NPL [non performing loan] saja tinggi, ketika perusahaan mau cover misalnya katanya NPL-nya bisa 5%, preminya cuma 0,75% atau 1%, kan pastikan engga cukup itu ya. Nah ini perlu dikaji,” kata Iwan beberapa waktu lalu.

Kemudian, Iwan menyebut pengelolaan kewajiban juga perlu dilakukan perusahaan yang mengelola asuransi kredit. Dia menyebut bahwa asuransi kredit memiliki pola klaim yang biasanya muncul di tahun ketiga atau keempat. Sementara pada. Tahun pertama hampir pasti klaimnya sangat kecil. 

“Nah ini perusahaan harus memanajemen kewajibannya, supaya ketika klaim-nya itu besar tumbuh, dia punya cadangan premi untuk membayar itu,” kata Iwan. 

Oleh sebab itu, Iwan mengatakan pihaknya mendorong perusahaan-perusahaan asuransi umum untuk memastikan pengelolaan kewajiban yang memadai. Dia menyebut  prinsip tersebut harus terus didorong ke depan. “Karena memang betul pattern claim-nya itu ada di belakang,” imbuhnya. 

Ketiga, OJK mendorong perusahaan asuransi umum memiliki akses terhadap karakteristik nasabah yang akan di cover. Oleh sebab itu, regulator turut membuka akses Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang sebelumnya hanya dapat dilakukan pihak perbankan kepada perusahaan asuransi kredit. 

Iwan mengatakan regulator memberikan akses SLIK terhadap perusahaan penyelenggara asuransi kredit untuk memastikan bahwa mereka tidak beli kucing dalam karung. 

“Jadi ketika mereka menjamin seorang nasabah kreditnya, itu kita mau mendorong perusahaan asuransi untuk bekerjasama dengan bank misalnya, untuk memastikan bahwa memang nasabah ini eligible untuk dapat loan,” katanya. 

Dengan langkah ini, OJK berharap perusahaan asuransi dapat lebih efektif mengelola risiko dan meningkatkan kesehatan keuangan mereka.

“Akses SLIK ini adalah mekanisme yang baik untuk meningkatkan visibilitas dan pengelolaan risiko perusahaan asuransi kredit,” tutup Iwan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper